TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah riset yang dirilis di London, Inggris menyebutkan rokok elektrik dapat memberikan manfaat kesehatan bagi mereka yang sepenuhnya berhenti mengonsumsi rokok konvensional.
Riset tersebut tertuang dalam jurnal Annuals of Internal Medicine dengan judul “Nicotine, Carcinogen, and Toxin Exposure in Long-Term E-Cigarette and Nicotine Replacement Therapy Users: A Cross-sectional Study”.
Jurnal tersebut menyebutkan, manfaat kesehatan tersebut terlihat dari menurunnya asupan bahan kimia penyebab kanker pada mantan perokok yang telah sepenuhnya beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik.
Dalam penelitian itu juga menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan pada konsumen rokok elektrik dan konsumen rokok konvensional.
Meskipun telah cukup lama meraih popularitas di kalangan masyarakat, banyak pihak yang khawatir akan potensi bahaya rokok elektrik yang dinilai sebanding dengan rokok konvensional dan kemungkinan tetap dihasilkannya zat-zat berbahaya seperti karsinogen.
Melalui penemuan ini, para peneliti ingin membantah laporan yang menyatakan rokok elektrik sama dan bahkan lebih berbahaya daripada rokok konvensional.
Menurut mereka, laporan tersebut tidak berdasarkan pada uji klinis yang spesifik dilakukan pada para konsumen rokok elektrik di lapangan.
Riset ini merupakan penelitian pertama yang mengukur jumlah kadar zat berbahaya yang ditemui pada pengguna rokok elektrik dan membandingkannya dengan jumlah yang ditemui pada para pengguna nicotine patch berlisensi dan perokok konvensional.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, meskipun jumlah asupan nikotin tetap sama, zat penyebab kanker yang terdeteksi di dalam tubuh mantan perokok konvensional yang telah beralih sepenuhnya ke rokok elektrik secara drastis menurun, bahkan setara dengan jumlah yang ditemui pada pengguna nicotine patch.
Di lain pihak, manfaat yang sama tidak ditemui pada pengguna rokok elektrik atau nicotine patch yang tetap mengosumsi rokok konvensional.
Terbitnya hasil penelitian ini disambut baik oleh Pendiri dan Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, Prof Achmad Syawqie, beliau berharap masyarakat dapat memperoleh akses pada penelitian-penelitian serupa agar paham apa saja risiko dan manfaat dari konsumsi rokok elektrik.
“Selama ini pemberitaan di media sering kali menyudutkan rokok elektrik tanpa dukungan penelitian ilmiah, semoga saja dengan dipublikasikannya hasil penelitian ini masyarakat dapat memaksimalkan manfaat rokok elektrik," terangnya.
Meski demikian, para peneliti tetap menekankan manfaat kesehatan hanya dapat dirasakan apabila para perokok konvensional mau beralih sepenuhnya ke rokok elektrik.