Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP Properti Tbk membidik perolehan dana segar Rp 1,5 triliun dari pelaksanaan rights issue atau penerbitan saham baru sejumlah 5 miliar lembar saham ke publik.
"Kami membutuhkan Rp1,5 triliun, sementara jumlah lembar saham akan mengikuti saja. Bisa jadi akhirnya nanti hanya lima miliar lembar saja yang dikeluarkan, karena permintaan investor tinggi,” Direktur dan Sekretaris Perusahaan PPRO, Indaryanto, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Berdasarkan kalkulasi, jika kebutuhan dana sebesar Rp1,5 triliun yang dibagi lima lembar saham maka harga saham menjadi Rp 300 per lembar.
Menurutnya, setelah melaksanakan rights issue maka PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) sebagai induk usaha perseroan, akan kembali melaksanakan aksi korporasi dengan menginjeksi dana ke PPRO senilai Rp 1 triliun dari kas internal.
Berdasarkan prospektur yang dirilis perseroan, sebesar 70 persen dana rights issue untuk investasi pengembangan usaha atau sekitar Rp 1,05 triliun, 20 persen untuk modal kerja atau sekitar Rp 300 miliar, dan 10 persen akan digunakan pembayaran sebagian utang atau sekitar Rp 150 miliar.
"Pada saat ini PPRO sudah diminati oleh banyak investor, termasuk investor asing, ini saya dapat ketika kami melakukan roadshow-roadshow," ujar Indaryanto.
Sebelumnya, riset analis PT BNI Securities (22 November 2016), Maxi Liesyaputra merekomendasikan hold untuk saham PPRO dengan target harga Rp1.420 sebelum stock split atau sebesar Rp355 per saham setelah stock split.
Riset tersebut menyebutkan bahwa katalis untuk PPRO adalah strategi perseroan yang fokus pada konsumen di segmen menengah dan lokasi di area yang padat penduduk.