TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan pemerintah Arab Saudi. Ada 11 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana sektor energi masuk.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menjelaskan MoU antara pemerintah Arab yang dipimpin oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Azis Al Saud seperti pacaran. Pemerintah kata Wiratmaja hanya menyediakan payung hukumnya.
"Governance to Governance (kerjasama pemerintah) itu ibarat pacaran jadi pemerintah berikan payung. MoU ini hanya payung," ujar Wiratmaja di diskusi Energi Kita, Jakarta, Minggu (5/3/2017).
Dalam kerjasama tersebut, Arab Saudi butuh terjaminnya pasar untuk produk energi yang dihasilkan di Indonesia. Sedangkan pemerintah menginginkan peningkatan kilang untuk menghasilkan kualitas minyak lebih baik.
"Arab Saudi juga butuh security market. Kita butuh security kilang," ungkap Wiratmaja.
Baca: Berkah Kunjungan Raja Salman, Indonesia Bisa Jualan Avtur di Bandara Arab Saudi
Wiratmaja pun berharap kontrak kerjasama bisa diberikan langsung kepada PT Pertamina sebagai pelaku usaha industri migas nasional di Indonesia. Karena selama ini kerjasama dilakukan tanpa melibatkan Pertamina.
"Jadi kita melihat legitimasi. Jadi bagaimana supply itu kontrak langsung karena sekarang banyak kontrak tidak langsung kepada Pertamina," jelas Wiratmaja.