TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Pemerintah, Pemerintah saat ini membangun tiga proyek infrastruktur berskala besar di jalur Jalan tol Jakarta-Cikampek.
Ketiga proyek infrastruktur besar tersebut adalah pembangunan infrastruktur Kereta Api Ringan (LRT) yang membentang di Ruas Cawang-Bekasi Timur di sisi Utara Jalan tol Jakarta-Cikampek dan pembangunan jalan tol Layang Jakarta-Cikampek II yang membentang di Ruas Cikunir-Karawang Barat, serta rencana pembangunan infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan berada di sisi Selatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek di ruas Halim-Cikarang Timur.
Tujuannya menurut Pemerintah, untuk meningkatkan distribusi orang, barang dan jasa dalam rangka menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing Indonesia.
Namun pembangunan ketiga proyek besar ini membawa konsekuensi menyempitnya ruang jalur kendaraan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepert terjadi saat ini dan belakangan banyak memicu macet panjang.
Perjalanan dari Jakarta menuju Bandung yang biasanya bisa ditempuh selama 2,5 jam, kini bisa menjadi 4-5 jam. Bahkan lebih.
"Jasa Marga selaku pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek bersama-sama dengan Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), melakukan koordinasi dan sinkronisasi atas pelaksanaan ketiga proyek tersebut," kata Dwimawan Heru, Corporate Communication Jasa Marga dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Kamis (4/5/2017).
Pihaknya akan mengambil beberapa langkah antisipasi. Antara lain, melakukan observasi layanan wilayah jalan tol melalui 8 unit kendaraan layanan jalan tol, dan menyediakan layanan derek gratis bagi kendaraan yang mengalami gangguan di jalan tol.
Selain itu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Polisi Jalan Raya (PJR) untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas sebagai dampak gangguan lalu lintas, khususnya untuk rekayasa lalulintas di Simpang Susun Cikunir.
Pihaknya juga akan melakukan pembatasan jam kerja/waktu pelaksanaan konstruksi terutama untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, terutama ketika libur panjang dan Lebaran H-20 diharapkan tidak ada pekerjaan proyek.
Pihaknya juga berjanji melakukan sinergi dengan ketiga proyek untuk mendukung pengoperasian jalan tol Jakarta-Cikampek melalui penyediaan petugas, kendaraan operasional, dan perbantuan alat berat untuk kondisi darurat.
"Kami juga akan mengantisipasi longsor/banjir pada area jalan tol dengan melakukan proteksi dibeberapa titik rawan longsor dan bekerjasama dengan tim penanganan banjir proyek LRT dan Japek Elevated," kata Dwimawan Heru.
Dwimawan menambahkan, beban lalu lintas yang dihadapi Jalan Tol Jakarta Cikampek saat ini sangat tinggi. Kepadatan kerap terjadi di jalan tol yang LHR nya mencapai 590 ribu kendaraan.
"Rasio jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan (V/C) di beberapa ruas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah mencapai 1,3 yang artinya kondisi arus lalu lintas sangat sensitif terhadap gangguan lalu lintas yg bila terdapat gangguan maka berpotensi terjadinya kepadatan," tandasnya.