TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Direktur Utama Industri Jamu dan Farmasi PT SidoMuncul Tbk J Sofyan Hidayat mengatakan, prinsip chengli bisa menjadi kunci penguatan memajukan perusahaan.
Sukses membawa perusahaan keluarga menjadi perusahaan terbuka dengan kinerja terbaik, bisa jadi adalah langkah dan jurus jitusang nahkoda SidoMuncul ini selalu utamakan prinsip-prinsip chengli agarperforma perusahaan tetap ciamik.
“Chengli itu bagus karena sangat filosofis.Artinya, sudah sepatutnya atau semestinya, masuk akal, lurus hati atau jujur, sesuai, pas, tepat, dan pantas sesuai ukuran emosional. Bahkan chengli merupakan interpretasi yang luas dari sikap fair. Sikap yang sepantasnya dilakukan sesuai dengan etika dan pergaulan yang berlaku,” jelas Sofyan Hidayat saat bertemu pers di Hotel Chanti, Semarang.
Meski sudah bisa dibilang sukses membawa perusahaan keluarga menjadi perusahaan publik, yang kini dikelola generasi ketiga sebagai penerus cita-cita pasangan Yahyadan Desi Sulistyo Hidayat, Sofyan tidak akan pernah berhenti melakukan berbagai inovasi dan mencari ide-ide barunya.
Baca: SidoMuncul Peroleh Anugerah Perusahaan Tbk Terbaik Tahun 2016
Sofyan Hidayat menuturkan, bahwa sukses dari bisnis SidoMuncul selama ini sebenarnya adalah karena bisa merawat kerukunan dan yang terpenting teguhberprinsip chengli dalam filosofi membangun usaha. Istilah masyarakat Tionghoa dari segi rasional memang benar dan dari segi perasaan juga bisa diterima.
SidoMuncul bisa tumbuh dan berkembang hingga saat ini pun karena dikelola dengan cara chengli. SidoMuncul tak lagi identik dengan industri jamu.
Kelompok bisnisnya semakin membesar tak hanya jamu, tapi juga industri minuman, makanan, restoran, percetakan, packaging, pabrik pupuk organik, pabrik bahan baku jamu, multilevel marketing dan sektor perhotelan serta produk kebutuhan toileter yang dikonsumsi tiap hari seperti pasta gigi yang dalam waktu dekat akan diluncurkan.
Perusahaan yang dikelola generasi ketiga yang kini dipimpin Sofyan Hidayat ini lebih memfokuskan pembenahan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan penjualan segmen herbal untuk mewujudkan sebagai industri jamu terkemuka.
SidoMuncul yang pabriknya berbasis di Bergas, Ungaran itu kini mampu menformulasikan berbagai produk selain jamu, juga suplemen dan minuman segar.SidoMuncul telah berhasil memproduksi sebanyak 170 jenis jamu dan herbal serta kukuh sebagai kampium pasar di lingkup industri jamu nasional.
Sofyan menuturkan, sebagai pemimpin perusahaan harus bisa memahami bawahan, namun juga kreatif dan inovatif dengan pengembangan produk, sasaran iklan harus benar, tepat guna dan sasaran serta produk yang dihasilkan semakin berkualitas.
Jika ini dilakukan sudah dapat dipastikan hasil penjualan bakal melejit.Karakter pasar, harus jeli dapat dibaca sehingga bisa memacu penjualan dengan melakukan inovasi produk secara terus menerus, termasuk kualitas produk yang dihasilkan wajib melalui uji klinis.
Dia mengaku tidak kesulitan untuk mewujudkan itu, karena pengalamannya telah cukup panjangdan prinsip chengli selalu dipegangnya. Sebagai pemimpin itu, tidak boleh bo chengli yang istilah orang Tionghoa tidak mengikuti aturan dan suka mengingkari janjinya serta semaunya sendiri.
“Prinsip chengli harus kita terapkan dan sebagai konsekuensinya yang dilakukan adalah tindakan yang jujur, baik membina atau memaintain bawahan, relasi atau mitra kerja, sehingga kepercayaan terus bisa dibangun kepada semua orang,” tuturnya.
Bagi mereka yang berjualan itu bukan sekadar meraup keuntungan belaka, melainkan juga untuk menjalin hubungan dengan pembeli agar satu sama lain tidak saling dirugikan dan sama-sama untung alias chengli.
Tentu walaupun tidak mudah, namun diharapkan selalu dapat belajar untuk selalu bisa berkarakter fair, adil, apa adanya, bertindak seharusnya, tahu budi dan tentunya tidak tamak. Boleh jadi, Sofyan menambahkan chengli adalah sebuah karakter yang ternyata memiliki arti yang sangat dalam dan yang semestinya dimiliki oleh setiap manusia.
Chengli adalah suatu sikap yang saling mengalah demi mencapai suatu kesepakatan, tentunya ini membuat banyak orang yang suka bekerja sama dengan menjunjung nilai kejujuran.
“Bahkan, jika karakter fair chengli itu hilang, bukan tidak mungkin kita bisa kehilangan simpati, teman, relasi, kesempatan, rezeki dan akhirnya kehilangan semuanya. Kalau ingin sukses, maka cara kita bekerja atau berusaha mesti chengli alias adil dan harus jujur, tidak curang serta bisa dipercaya,” tutur Sofyan.
Menurut Sofyan Hidayat, konon jika setiap hal yang dilakukan didasari atas prinsip chengli, maka pintu rezeki akan semakin terbuka lebar, dengan sendirinya ikut mengiringi kesuksesan perusahaan yang dimilikinya. Sofyanyang juga DirutPT Muncul Mekar selama puluhan tahun hingga saat sekarang telah mampu membuktikan kinerja perusaahan sebagai distributor utama produk SidoMuncul dan tidak pernah mengalami penurunan pendapatan dan penjualan.
Selain prinsip chengli, tambah Sofyan, tentunya manajemen SidoMuncul telah memiliki visi dan komunikasi kuat yang dibutuhkan dalam memimpin perusahaan, selain perlu juga dilengkapi dengan roadmap untuk membuat rencana jangka panjang.
Sebelum membuat roadmap, perusahaan harus memiliki sistem, prosedur, dan tata kelola, sehingga, tujuan yang diinginkan dan yang akan dicapai perusahaan bisa terwujud.
“Visi nggak mungkin tercapai tanpa roadmap.Kita siapkan sistem, prosedur, tata kelola dan sebagainya.Saya datang bikin satu ideologi baru yangharuskita sepakati bersama,” jelasnya.
Menurut dia, selain membuat fondasi tersebut, pemimpin perusahaan juga dituntut mampu menyelesaikan setiap masalah yang muncul.Jangan sampai malah membuat persoalan baru. “Pemimpin itu harusbisa menyelesaikan masalah, bukan malah membuat masalah dan menjadi bagian dari masalah itu .Peningkatan SDM dan aspirasi pekerja pun, secara chengli kita harus terima,” ujarnya.
Itupula yang dia lakukan saat meredam ketidakpuasan buruh dan karyawan pabrik saat berdemo menuntut beberapa tuntutan. Sofyan justru turun langsung di tengah-tengah pendemo, mengambil alih sebagai pemimpin demo dengan merespon tuntutan yang diarahkan kepada direksi termasuk kepada dirinya sendiri selaku pemegang saham SidoMuncul.
Sofyan berhasil bernegosiasi dengan perwakilan buruh dan karyawan dengan meluluskan beberapa point tuntutannya meski tidak semua dikabulkan karena ada duapoint yang menurutnyatidak masuk akal dan menurut Sofyan tidak chengli. Sikap responsif dan berkat tangan dingin Sofyan Hidayat ini ternyata diamini para direksi.
Dari perspektif buruh dan karyawan pun sudah bisa menerimanya sebagai solusi terbaik karena menurut mereka ituadalah jalan tengah terbaik,juga sudah chengli.
Termasuk bagaimana dengan prinsip chengli, Sofyan bisa menyelesaikan dan menuntaskan persoalan deadlock soal tanah sebagian warga yang menghuni tanah berdekatan dengan lokasi Hotel Tentrem Jogjakarta.Kesepakatan tadinya tak pernah terjadi meski telah beberapa kali dilakukan perundingan antara warga dengan direksi dan difasilitasi pihak pemkot hingga provinsi.
Chengli tak bisa diterjemahkan menjadi ansich masuk akal, karena ini mengandung dua aspek bahwa Li artinya memang rasional, sedangkan Qing artinya emosional. “Jadi setiap menimbang kasus, orang Tionghoa sudah terbiasa memandang dari dua sisi, sering kita dengar ungkapan : " secara Li dia memang salah, tapi secara Qing atau Ceng, kita harus memaklumi," jelasnya.
Menurut Sofyan, kalau orang berbicara bahwa "tindakannya chengli," itu berarti dari segi rasional memang benar dan dari segi perasaan juga bisa diterima. Maka sering muncul ucapan : " secara Li, dia memang benar, tapi secara Qing tetap tak dapat diterima ".
Ucapan ini misalnya ditujukan kepada orang yang menagih hutang saat pengutang sedang berkabung.Maka banyak orang Tionghoa dalam berselisih lebih senang menempuh jalur kekeluargaan atau personal dibanding jalur hukum.
“Chengli bisa dianggap sebagai pencari solusi dari sebuah masalah dan biasanya pilihan ini benar. Pengertian benar disini jika dipandang dari sudut sebagian besar masyarakat mengatakan itu benar dan diterima. Namun jika misalnya, ada 10 orang yang melihat sebuah persoalaan namun hanya 1 orang yang menganggap persoalan itu benar, maka tentu itu tidak dianggap chengli. Yang chengli itu jika 9 orang lainnya berpendapat yang sama terhadap satu persoalan,”ujar Sofyan.
SidoMuncul yang mulanya adalah kelompok usaha keluarga ini, kini berkembang dan tumbuh dengan mantap. Meski tak besar dan fenomenal tapi mempunyai fondasi yang kuat didalam pengelolaan setiap bisnisnya, dan Sofyan gencar mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk memberi lapangan pekerjaan kepada generasi penerusnya yang saat ini jumlahnya 13 orang dan sebagian juga sudah mulai terjun di dalam bisnis itu.
Di samping juga untuk memberi kesempatan kepada karyawannya supaya bisa berkembang dan maju. Meski cukup banyak ide-ide Sofyan yang telah dilakukan dan terkesan aneh tetapi kenyataanya mampu memupuk kepercayaan pasar dan investor dalam negeri dan luar negeri.
Selain melakukan diversifikasi produk, misalnya. Sofyan mulai mengembangkan produk berdasarkan brandterutama untuk minuman kesehatan dalam bentuk serbuk maupun cair. Tidak tanggung-tanggung, SidoMuncul selalu menggunakan influencers dari publik figur sebagai bintang iklan untuk mempromosikan produk-produk yang dihasikan.
Jaringan pemasaran hingga ke tingkat yang paling bawah terus diperluas, sebagai ujung tombak pemasaran seperti distributor, agen hingga depot jamu, rajin dikunjungi Sofyan dan sering dikumpulkan untuk saling memberi masukan.
Setiap kunjungan selain memotivasi dan mengedukasi sifatnya juga membuat ikatan di antara perusahaan dengan jaringan pemasaran menjadi lebih kuat.Hasilnya semua tingkatan konsumen pasar bisa dikuasai.
Hanya dalam tempo beberapa bulan saja, semua produk baru SidoMuncul setiap diluncurkan bisa terjual mencapai jutaan bungkus. Terlebih lagi setelah mendapatkan lisensi sertifikat COPB, Sofyan Hidayat berani menyebutkan, kami siap menghadapi persaingan global.
Dengan CPOB yang diraihnya, jamu produk SidoMuncul terangkat menjadi setara dengan produk farmasitikal lainnya.Bahkan paling tidak jamu menjadi obat alternatif yang terbukti dapat diuji secara klinis keabsahan dan keilmiahannya sebagai obat.
Dengan CPOB, terbuka pula pasar yang seluas-luasnya bagi setiap jamu produksi SidoMuncul yang kini memiliki 170 item. Aktivitas industri jamu nasional semakin berupaya keras untuk lebih kreatif lagi karena ke depan di era pasar bebas dunia bakal menghadapi persaingan ketat dengan obat alternatif produk impor China.
Dalam pertumbuhannya SidoMuncul melaju pesat, bahkan telah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (go public) pada 2013. Tidak hanya itu, selama 2016 menunjukkan peningkatan signifikan dan berhasil membukukan pertumbuhan penjualan 15,5% dari tahun sebelumnya.
Selama tahun lalu, perseroan mencatat penjualan sebesar Rp2,56 triliun, tumbuh 15,5% dari tahun sebelumnya yang hanya mencatat penjualan senilai Rp2,2 triliun.
Tahun lalu merupakan titik terang bagi perusahaan jamu dengan predikat terbaik Perusahaan Terbuka (Tbk) Indonesia 2016 versi Majalah Economic Review dan IPMI ini dalam peningkatan kinerja, setelah dua tahun terakhir belum mampu mencapai pertumbuhan sesuai yang diharapkan, akibat pengaruh ekonomi global yang belum mendukung.Penjualan sepanjang 2016 perusahaan juga berhasil membukukan laba bersih yang diraih mencapai sebesar Rp480,5 miliar.