Dari jumlah pendapatan dan laba ini, sekitar 60 persen dihasilkan dari lini usaha pembangkit listrik. Sedangkan sisanya sekitar 40 persen dari usaha lain seperti pengelolaan air bersih maupun pariwisata.
Kenaikan pendapatan dan juga laba dicapai PJT II dengan melakukan pembenahan di berbagai sisi kegiatan dan juga membenahi sisi efisiensi dan efektifitas. Sebab pengelolaan air PJT II tetap 90 persen sosial dan 10 persen untuk usaha.
"Untuk target 2017, kami akan usahakan bisa meraih pendapatan diatas Rp1 triliun dan laba bisa mencapai Rp250 miliar. Kami mulai melakukan banyak perbaikan dan pengembangan usaha. Misalnya membangun MoU dengan PDAM dalam mengelola air bersih siap pakai, membangun sejumlah pembangkit listrik, dan termasuk juga mengembangkan pariwisata," kata Djoko.
Pada kesempatan sama, Direktur I Perum Jasa Tirta II Sumiana Sukandar, mengatakan bahwa kinerja PJT II mendapat keberkahan karena Indonesia khususnya di wilayah kerja PJT II di sebagian Jawa Barat mendapatkan curah hujan cukup intensif sehingga waduk yang dikelola bisa maksimal. Termasuk dalam memproduksi listrik.
"Sampai hari ini kondisi air sangat bagus. Bahkan bulan Mei yang teorinya masuk musim kering justru air di Jatulihur full melimpah. Sehingga produksi listrik kami bisa maksimum. Pengelolaan air inilah yang dimaksimalkan," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Jasa Tirta II memiliki empat Wilayah Kerja, masing-masing Wilayah Kerja I meliputi Bekasi, Jakarta, dan sebagian kabupaten Bogor, Wilayah Kerja II meliputi Karawang dan Purwakarta, Wilayah Kerja III Subang dan sebagian Indramayu, serta Wilayah Kerja IV adalah Jatiluhur.