TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tahun 2012 PT Modern Industrial Estat diakusisi oleh PT Modernland Realty Tbk. Sejak saat itu kawasan industri ModernCikande terus berkembang menjadi kawasan investasi potensial.
Dari total lahan 3.175 hektar, luas lahan yang telah dikembangkan sampai saat ini mencapai 40 persen dengan sisa landbank sekitar 1500-an hektar.
Saat ini ModernCikande dihuni lebih dari 200 perusahaan, baik lokal maupun multinasional dari berbagai ragam jenis usaha.
Perusahaan yang mendominasi adalah perusahaan food & beverage, perusahaan chemical, diikuti oleh perusahaan yang bergerak di bidang steel, metal product & smelter serta perusahaan di bidang home & building materials.
Sepanjang 2016 lalu, ModernCikande mencatatkan penjualan lahan seluas total 25 hektar. Hasil ini menyusul kesuksesan prestasi dua tahun sebelumnya, yaitu 2014 dan 2015, yang mencatatkan penjualan lahan tertinggi di Jabodetabek menurut data yang dikeluarkan Colliers International Indonesia.
“Kami optimis penjualan tahun 2017 ini akan meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian global dan kebijakan tax amnesty. Hal ini terlihat dari aktivitas pembelian lahan di ModernCikande oleh beberapa customer baru di awal tahun 2017, yang meningkat dibandingkan kuartal 1 tahun sebelumnya,” ujar Pascall Wilson, Direktur Utama PT Modern Industrial Estat, Selasa (23/5/2017).
Tahun 2017, PT Modern Industrial Estat menargetkan penjualan (marketing sales) sebesar Rp1,3 Triliun.
Perkembangan pesat ModernCikande sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta tidak lepas dari lokasinya yang strategis.
Secara geografis, ModernCikande yang terletak di antara Balaraja dan Serang dapat diakses melalui tol Jakarta-Merak dan dilanjutkan melalui pintu tol Ciujung. Akses ini juga hanya selangkah menuju 3 pelabuhan besar, seperti Ciwandan, Cigading, dan Merak Mas.