TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) membidik penurunan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga akhir tahun ini di level 2 persen.
Tercatat, pada tahun lalu perseroan mengalami peningkatan rasio kredit bermasalah di level 3,14 persen, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya di kisaran 1 persen.
Direktur Utama Bank Ina Edy Kuntardjo mengatakan, peningkatan rasio kredit bermasalah perseroan pada tahun lalu disebabkan oleh perusahaan pembiayaan yang terkendala dalam pembayaran kredit.
"Perusahaan pembiayaan ini sekitar 85 persen dari total portofolio kredit. Kami optimis NPL akan berada di angka 2 persen karena kondisi ekonomi mulai membaik," tutur Edy di Jakarta, Senin (29/5/2017).
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk menjaga kualitas kredit, perseroan akan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dan akan menggenjot penyaluran kredit pada segmen ritel.
"Untuk kredit sendiri kami targetkan tumbuh sekitar 10 persen sampai 12 persen," paparnya.
Tercatat, sepanjang 2016 perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 18,23 miliar, yang terdorong dari pendapatan bunga sebesar Rp 241,6 miliar dan pendapatan operasional mencapai Rp 6,20 miliar.