TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesepakatan kerjasama investasi dan operasi Bandara Kertajati, Jawa Barat, hari ini, Selasa (14/9) ditandatangani di kantor Menko Kemaritiman.
Presiden Joko Widodo sudah 2 kali menengok perkembangan bandara Kertajati selama pemerintahannya. Jokowi menginstruksikan untuk percepatan penyelesaian bandara Kertajati.
Sebagai mantan pengusaha maka visi bisnis pemimpin negara ini cukup tajam dan bisa memanfaatkan peluang bisnis yang ada.
"Semula bandara ini secara konsep keberadaannya menjadi silang pendapat antara perencana kota, Pemda Jabar dan Pemerintah Pusat," kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, Kamis (14/9/2017).
Pasalnya dengan jarak sejauh 200 km dari Bandara Soekarno Hatta, kemungkinan kecil pengguna bandara Soetta yang selama ini beraktivitas pergi dan datang melalui Soekarno Hatta akan sukarela bersedia terbagi ke arah timur yaitu ke Kertajati, Jawa Barat.
Melihat hal ini, Jokowi berpikir praktis lalu membagi aktivitas penerbangan untuk penduduk di timur Jakarta tidak perlu menerobos kemacetan Jakarta bila ingin ke bandara.
Selain itu, tidak perlu berdesakan di Bandara Soekarno Hatta saat musim liburan. Hal utama yang bisa dimanfaatkan adalah bahwa bandara ini dapat menampung pesawat jet berbadan lebar, sehingga embarkasi haji Jawa Barat bisa ditampung disini tidak perlu harus ke Halim maupun Cengkareng.
Bandara Internasional Kertajati yang runway, taxiway, appron dan seluruh fasilitas sisi udaranya dibangun oleh pemerintah pusat melalui DIPA Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub tersebut akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun depan.
Demi memberikan kemudahan para jemaah haji provinsi Jawa Barat ini, Agus menjelaskan, Presiden memerintahkan kepada Kementerian Perhubungan untuk memperpanjang runway Bandara Kertajati dari 2.500 meter yang telah dirampungkan 2017, menjadi 3.000 meter x 60 meter pada tahun berikutnya.
Dengan dimensi runway tersebut, pesawat penumpang terbesar di dunia Airbus A380 saja akan bisa mendarat di Kertajati. Pesawat dua lantai ini bisa menampung 850 penumpang.
Untuk mengantisipasi melonjaknya penumpang, luas terminal Kertajati didesain 96 ribu meter persegi sehingga sanggup menampung sampai 10 juta orang per tahun.
"Maka Bandara Kertajati sanggup menekan kepadatan Bandara Soekarno Hatta dan memberikan kemudahan dalam ibadah haji dan umrah bagi masyarakat luas Jawa Barat, inilah salah satu bukti rasa "kadeudeuh" Presiden Joko Widodo kepada masyarakat Jawa Barat," kata Agus Santoso.
Untuk diketahui, Bandara Kertajati pada tahap awal akan melayani 14 rute, yakni 10 rute domestik dan 4 rute internasional pada tahap pertama pengoperasiannya. Rute internasional tersebut akan melayani Arab Saudi, Singapura, Malaysia, dan Thailand.