TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi retail yang saat ini kian menurun membuat pengusaha retail mengalami kebingungan.
Hal ini memaksa beberapa perusahaan retail beradaptasi dan berinovasi dengan memanfaatkan perkembangan digital.
“Ini dilakukan agar tetap bisa bertahan di tengah persaingan yang semakin hari semakin tinggi. Sehingga, meski sektor digital dinilai sebagai salah satu penyebab yang membuat sektor ritel menurun, sektor digital sendiri menjadi sebuah potensi tersendiri yang sangat menggiurkan,” jelas Tika Dian Mustika dari Retail Community dalam talkshow "Fearless turn around Extra Joss in digital Era”, Sabtu (30/9/2017) lalu.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut pertumbuhan penjualan industri ritel anjlok 20 persen sepanjang kuartal I 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 40 triliun.
“Produk kategori yang challenging untuk diperdagangkan secara online pun bisa menuai hasil dengan memanfaatkan platform digital, terutama terkait dengan interaksi dan komunikasi dengan konsumennya,” tambah Tika.
Salah satu perusahaan yang memanfaatkan perkembangan digital untuk meningkatkan penjualannya adalah PT Bintang Toedjoe.
Pada tahun 2004, salah satu brand PT Bintang Toedjoe yakni Extra Joss mengalami kejatuhan dan penurunan penjualan.
Selama enam tahun, Extra Joss terus berusaha untuk menemukan solusi agar kembali menjadi leader market.
"Akhirnya Extra Joss kembali merebut pasar dengan cara digital hampir di tiap prosesnya," ujar Presiden Director Bintang Toedjoe, Simon Jonatan.