TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero), PT GMF AeroAsia sebagai perusahaan maintenance, repair and overhaul (MRO) atau perawatan pesawat di Indonesia terus melebarkan sayap bisnisnya dengan memperluas jaringan baik domestik maupun mancanegara.
Ada pun dana ekspansi GMF ini bersumber dari bursa efek.
Sebagaimana diketahui, kemarin GMF AeroAsia secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas total 2,82 miliar lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru atau sebanyak 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor GMF setelah IPO.
Emiten dengan kode efek GMFI ini menargetkan dana segar dari hasil IPO sebesar Rp 1,2 triliun.
Menurut Direktur Utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto, dana hasil IPO GMF sebesar 60 persen akan dialokasikan untuk mengembangkan bisnis usahanya. Setelah itu 25 persen untuk penambahan modal dan sisanya 15 persen untuk refinancing.
Iwan menambahkan, GMF akan memulai pembangungan fasilitas perawatan pesawat di Batam, Australia, Asia Timur, dan Timur Tengah.
"Untuk ekspansi di luar negeri, negaranya yang sudah jelas MoU (Memorandum of Understanding) dengan kita ada Uni Emirat Arab, Australia, dan dua lagi sedang penjajakan di Asia Timur yakni Korea dan Vietnam," ujarnya di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa kemarin (10/10/2017).
Dalam pengembangan bisnis di luar negeri, GMF Aero Asia akan menggandeng perusahaan yang juga bergerak dalam bidang Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).