News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Disuspensi BEI, Kioson Maklumi Keinginan Investor Tambah Investasi

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pencatatan saham perdana PT Kioson Komersial Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/10/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) PT Kioson Komersial Indonesia Tbk.

Suspensi emiten dengan kode efek KIOS ini sudah diberlakukan per 20 Oktober 2017.

Menurut Direktur Keuangan KIOS Setiawan Parikesit Kencana, upaya BEI untuk memberhentikan perdagangan KIOS adalah langkah positif.

Oleh karena itu, dirinya mengaku tidak heran dengan tingginya minat investor kepada saham KIOS. Pasalnya, KIOS adalah perusahaan start up pertama di pasar modal.

“Investor ingin menambah portfolio investasinya, karena kami startup pertama yang melantai di bursa,” kata Setiawan saat menggelar public expose insidentil di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta (Rabu, 25/10/2017).

Sebagaimana diketahui, gerak saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) naik tajam hingga penutupan perdagangan 19 Oktober 2017, ke posisi Rp 3.310 per saham. Padahal pada saat melantai di Kamis 5 Oktober 2017, saham perusahaan masih berada di posisi Rp 450 per saham.

Kenaikan tajam saham perusahaan cukup cepat, karena perusahaan belum sebulan mencatatkan sahamnya di bursa. Karena itu, bursa melakukan suspensi terhadap saham KIOS untuk kali kedua pada 20 Oktober 2017 dan hingga perdagangan hari ini belum dibuka kembali. Saham perusahaan pertama kali disuspensi pada 17 Oktober 2017.

Tercatat, kinerja KIOS pada 2017 sebenarnya masih berpotensi negatif. Setiawan memproyeksikan masih akan tercatat rugi bersih sebesar Rp 2,7 miliar pada tahun ini sedangkan pendapatan berpotensi sebesar Rp 741 miliar. Pada 2018, pendapatan KIOS diproyeksi mencapai Rp 2,091 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 25 miliar. Berlanjut menjadi Rp 2,619 triliun pendapatan pada 2019 dengan laba bersih diperkirakan sebesar Rp 29 miliar.

Lonjakan laba di 2018, lanjut dia, karena kinerja perusahaan yang telah berkembang luas dan ditambah dengan konsolidasi dari PT Narindo Solusi Komunikasi (Narindo). Tanpa Narindo, kinerja KIOS pada 2018 juga belum akan terlalu cemerlang.

“Kalau tanpa Narindo, pada 2018 belum bisa laba. Bisnis e-Commerce memang sudah membaik tapi paling baru bisa impas saja," imbuh Setiawan.

Sementara itu, Direktur Utama Kioson Komersial Indonesia, Jasin Halim mengatakan, pertumbuhan saham yang sangat cepat itu sangat mengejutkan bagi perusahaan. Namun, yang perlu digarisbawahi, gairah investor ritel terhadap saham KIOS sangat besar.

"Ini merupakan sinyal positif bahwa IPO dapat menjadi pilihan pendanaan yang baik bagi startup di Indonesia. Kami juga melihat hal ini sebagai bentuk kepercayaan publik atas potensi pasar dan strategi yang dibawa oleh Kioson," pungkas Jasin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini