"Targetnya, sampai akhir 2018 nanti, Bankaltimtara bisa hadir di semua kecamatan di kedua provinsi.
Untuk ekspansi, selama perseroan mengalami beragam tantangan terutama kondisi geografis yang tidak mudah.
Muhammad Yamin, Direktur Operasional Bankaltimtara mengatakan, pasca penetapan nama baru Bankaltimtara ini, manajemen akan menerbitkan obligasi bekerja sama dengan MNC Sekuritas. Obligasi yang diterbitkan diperkirakan mencapai Rp 500 miliar dan dananya dialokasikan untuk mendukung ekspansi kredit.
Abdul Haris Sahilin, Corporate Secretary Bankaltimtara mengatakan, sampai 31 Oktober 2017, dari 26 bank pembangunan daerah (BPD) anggota Asbanda yang statusnya masih Perusahaan Daerah, Bankaltim satu-satunya BPD yang masih menyandang status BUMN.
"Dengan perubahan status menjadi perseroan terbatas, maka kami resmi menjadi bank umu," ungkapnya.
Posisi aset Bankaltimtara di posisi keenam terbesar diantara BPD-BPD anggota Asbanda per di Desember 2016. Per akhir September 2017, total aset bank ini mencapai 25,5 triliun.
Pembentuk utama kenaikan aset adalah penghimpunan dana pihak ketiga yang per September 2017 mencapai Rp 19,02 triliun.
Penyaluran kredit tercatat mencapai Rp 14,14 triliun per akhir September 2017 dengan perolehan laba kotor Rp 535,19 miliar. Sebagai perbandingan, laba kotor perseroan per Desember 2016 adalah Rp 621 miliar.
"Dengan status baru sebagai perseroan terbatas, kepemilikan saham Bankaltimtara kini 100 persen dipegang oleh seluruh pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten di Kaltim dan Kaltara. Tidak ada lagi pemegang saham dari entitas lain," tegas Abdul Haris Sahilin.
Modal disetor Bankaltimtara tercatat Rp 3,2 triliun dan berada di peringkat 3 modal disetor tertinggi diantara seluruh BPD anggota Asbanda. Sementara, pangsa pasar pembiayaan di Kaltim dan Kaltara saat ini tercatat 22 persen. Penyaluran pembiayaan baru sampai akhir tahun 2017 ini ditargetkan Rp 15 triliun.