Tidak jauh dari rak peralatan dapur itu, berdiri pohon Natal yang didiskon 30 persen.
Pengunjung lainnya, Nancy Hartman, mengaku telah rutin berbelanja di Sears saat Black Friday. Pada hari itu, Hartman mengintip ke satu sudut etalase kosong dan gelap di sudut toko Sears.
"Saya membawa cucu saya ke mal ini baru-baru ini dan dia bertanya kepada saya mengapa toko itu tutup?” kenang Hartman.
"Ini menyedihkan,” sambung dia.
Sekitar 65 mil dari Phillipsburg Mall, Sears di kawasan Wayne justru menampilkan wajah berbeda. Toko itu memiliki rak etalase baru dan lampu gemerlap. Eksteriornya pun dicat segar bercorak putih dan biru.
Di sana, Victoria Setzer tengah berbelanja pakaian anak laki-laki saat Black Friday. Orang tuanya bertemu pertama kali di Sears pada medio 1960-an, tatkala ibunya bekerja di sana.
"Ada begitu banyak sejarah dan tradisi, ini adalah bagian dari Americana," katanya.
"Saya harap ini bertahan. Namun, saya tidak tahu apakah mereka bisa melakukannya,” tuntas Setzer.
Penulis: Haris Prahara
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Mengharukan di Balik Tutupnya Toko-toko Ritel...