TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono meresmikan Pemancangan Konstruksi Rangka Baja Boiler Unit I pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang, Selasa (12/12/2017).
Sekda Provinsi Jateng bersama Bupati Batang Wihaji dan Presiden Direktur BPI Takashi Irie melakukan peresmian Pemancangan Konstruksi Rangka Baja Boiler Unit I, yang berarti kemajuan proyek PLTU berkapasitas 2 x 1.000 megawatt cukup signifikan hingga akhir 2017.
Menurut Takashi Irie progress proyek telah mencapai 30 persen.
Baca: Seorang Pria Bersikeras Duduk di Lantai Hingga Adu Mulut dengan Petugas Kereta Komuter
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong percepatan pembangunan PLTU di Kabupaten Batang sebagai upaya penyediaan listrik di Jawa dan Bali.
Sekda katakan, pembangunan PLTU berkapasitas 2 X 1.000 megawatt tersebut ditargetkan beroperasi Mei 2020.
"Kami berharap pembangunan PLTU senilai Rp 52 triliun tersebut harus selesai sesuai dengan tahapan-tahapan. Kendati demikian PLTU harus tetap melihat kepentingan masyarakat terdampak," katanya, Selasa (12/12).
Sri Puryono mengingatkan pada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang proyek PLTU senantiasa membangun komunikasi dengan warga terdampak. Ia berharap, segala permasalahan segera dikomunikasikan agar menemukan titik terang.
Selain itu, Sri meminta agar semua elemen ikut mendukung pembangunan tersebut. Jika proyek tersebut telah beroperasi, kata dia, investasi akan masuk dan berdampak pada terangkatnya perekonomian masyarakat sekitar.
"Kegiatan ini menandakan dimulainya pekerjaan konstruksi struktur baja pada boiler sekaligus doa dan ungkapan syukur agar konstruksi terus berjalan lancar," kata Presiden Direktur BPI Takashi Irie.
Baca: Aa Gym Imbau Umat Tetap Menjaga Sikap Walau Tersinggung Pernyataan Trump
Ia mengatakan mulai tahun depan aktivitas konstruksi PLTU akan makin pesat sebagai upaya menyediakan pasokan listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Dijelaskannya, proyek PLTU terbesar di Asia Tenggara itu adalah kerja sama Indonesia dan Jepang, di mana PT BPI sebagai pengembang proyek merupakan perusahaan konsorsium yang terdiri atas perusahaan asal Indonesia dan Jepang. (tribunjateng/budi susanto)