Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM — Erupsi Gunung Agung yang terletak di kabupaten Karangasem, Bali memberi dampak yang cukup signifikan pada gerak perekonomian di Bali.
Hal tersebut seiring dengan turunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karangasem hingga 78,72 persen.
"Pada tahun lalu, kita memiliki PAD Rp 235 miliar tapi diperkirakan yang akan datang ini paling hanya Rp 50 miliar," ungkap Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumantri di Karangasem, Bali, Minggu (17/12/2017).
Kendati jarak Gunung Agung berada jauh dari pusat kota Denpasar, namun dampaknya terasa hingga seluruh wilayah Bali.
Malah, kata dia, dampaknya lebih besar dari peristiwa Bom Bali I dan 2 karena imbas adanya penutupan bandara pada 27 November 2017.
"Jadi dibandingkan dengan bom Bali 1 dan 2 kerugiannya lebih banyak sekarang. Kalau bom tidak ada penutupan bandara kalau sekarang ada penutupan bandara," jelasnya.
Baca: Pengalaman 25 Hari Berlayar Mengarungi Lautan Nusantara Bersama KRI Dewa Ruci
Sumantri menambahkan, hingga saat ini, sektor pariwisata masih menjadi tulang punggung perekonomian Bali. Banyak wisatawan mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Bali lantaran adanya larangan perjalanan atau travel advisory dari negara asalnya.
Sumantri menegaskan, saat ini Bali aman untuk dikunjungi. Mengingat, yang terdampak erupsi Gunung Agung hanya berjarak radius 8 sampai 10 kilometer. Dirinya menyebut, dari 78 desa yang berada di Karangasem, 58 desa tidak terkena dampak.
“Batasannya di Rendang jarak 10 km, Virgin Beach sangat nyaman. Tulamben juga aman,” katanya.