TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menyambut positif dan mengapresiasi terobosan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) yang mempercepat pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) dengan 40 bank pelaksana KPR Sejahtera FLPP tahun 2018.
Langkah tersebut diharapkan mendorong pengembang untuk lebih cepat melakukan pembangunan, sehingga pencapaian Program Sejuta Rumah (PSR) tahun depan diprediksi akan lebih besar.
Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata, mengatakan PKO yang dipercepat pada akhir tahun ini adalah tonggak sejarah, karena biasanya dilakukan pada awal tahun. REI menganggap ini satu terobosan luar biasa yang dilakukan pemerintah dalam mempercepat program sejuta rumah.
"Apalagi PKO kali ini menggandeng lebih banyak bank nasional dan bank daerah, sehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan realisasi akan bertambah,” ungkap Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata dalam siaran persnya, Jumat (22/12/2017).
Dia menambahkan, selama ini PKO dengan bank pelaksana dilakukan setelah Januari setiap tahunnya. Akibatnya perbankan baru dapat menyalurkan subsidi KPR FLPP dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) setelahnya. Kondisi tersebut, ungkap Eman (demikian dia sering dipanggil), membuat pengembang harus “puasa” akad kredit 2-4 bulan setelah PKO ditandatangani.
Namun dengan ditandatanganinya PKO di akhir 2017, maka perbankan setelah Februari 2018 diharapkan sudah dapat menggulirkan dana FLPP dan SSB sehingga produktivitas pasokan juga bertambah.
Jadi dari sisi pengembang PKO yang dilaksanakan lebih awal ini menjadi semangat untuk terus membangun karena ada satu kepastian, sedangkan bagi masyarakat akan lebih banyak bank yang menjadi pilihan untuk memperoleh KPR bersubsidi.
REI tahun ini menyakini target pembangunan 200 ribu unit yang dicanangkan sejak awal tahun bakal terlampaui. Jelang penutupan tahun 2017, asosiasi tertua dan terbesar di Indonesia tersebut menyebutkan realisasi pembangunan sudah melewati 200 ribu unit.
“Angka persisnya kami akan publish nanti di Januari ya, karena sekarang pendataan dan laporan dari daerah-daerah masih berlangsung. Kami kejar terus sehingga awal tahun depan sudah diperoleh angka pastinya, termasuk target di 2018,” papar Eman.
Terkait target pembangunan pada tahun depan, REI optimistis akan meningkat karena dengan PKO lebih awal maka target setiap daerah juga dipastikan bakal bertambah.
Hal senada diungkapkan Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Lana Winayanti. Dia menegaskan dengan semakin banyaknya bank yang ikut menyalurkan subsidi, maka akses masyarakat untuk memperoleh KPR FLPP dan SSB semakin banyak.
“Dari sisi jumlah bank penyalur, tahun depan lebih banyak. Kalau di 2017 hanya 33 bank pelaksana, maka nanti menjadi 40 bank pelaksana,” ungkap Lana.
Dia memastikan anggaran subsidi sudah bisa cair pada awal tahun depan, sehingga pemerintah juga memprediksi realisasi PSR di 2018 akan meningkat.
Disebutkan, dana FLPP yang akan disalurkan pada 2018 mencapai Rp 4,5 triliun, terdiri dari Rp 2,2 triliun anggaran Kementerian PUPR serta Rp 2,3 triliun dari optimalisasi pengembalian pokok.