TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lelang barang pribadi milik menteri dan pejabat telah usai. Banyak masyarakat antusias dalam mengikuti proses lelang tersebut.
Ada cerita yang menarik di balik lelang sukarela yang digelar Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (DJKN Kemenkeu) tersebut.
Dirjen Pajak Robert Pakpahan, misalnya, yang memberikan seperangkat alat golfnya untuk dilelang.
Dia mengaku, sudah memiliki peralatan olahraga elit tersebut sejak sepuluh tahun lalu.
Robert sengaja menjualnya lantaran sudah tidak aktif lagi bermain golf. Kegiatan yang dicap sebagai olahraga mahal ini kurang cocok untuknya.
“Saya ternyata menyerah karena kurang cocok, enggak bisa bangun pagi Hari Sabtu,” ujarnya saat ditemui di Jakarta selatan, Rabu (28/2).
Karena menerima undangan untuk melelang barang, akhirnya mantan Dirjen Utang kementrian keuangan ini menjual seperangkat alat golfnya. “Daripada nganggur di gudang terus ada invitasi lelang saya lelang,” jelasnya.
Baca: Ember Seharga Rp 2 Jutaan Ini Bisa Deteksi Suhu Minuman dari Ponsel
Alhasil, dalam lelang yang dilakukan di Galeri Nasional tersebut, peralatan golf Robert laku Rp 10 juta.
Menteri Keuangan Srimulyani Indrawati menyangkal, hasil lelang tersebut akan digunakan untuk anggaran negara.
Pasalnya, lelang ini sempat viral di media sosial dan netizen menyangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kurang, sehingga para pejabat melelang barang untuk menambal anggaran.
"Saya tegaskan, uang ini bukan uang APBN. Koleksi pribadi, jadi penerimaannya pribadi. APBN kita aman, kita tetap menjalankan sesuai UU APBN,” tegasnya, di Galeri nasional, Rabu (28/2).
Sri Mulyani pun melelang koleksi pribadinya di kesempatan ini, yaitu baju batik berukuran M.
Dia bilang, batik ini sering digunakan pada acara kenegaraan. Dengan sistem close bidding, baju batik kesayangan Sri Mulyani ini laku Rp 10 juta.
Lelang koleksi pejabat negara ini juga koleksi pribadi Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Juga ada milik Menteri BUMN Rini Soemarni, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato, dan masih banyak pejabat lainnya.