TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Pengalengan Ikan Indonesia menghentikan produksi ikan makarel kaleng.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Surya mengatakan, hampir seluruh pabrik pengalengan di seluruh Jawa dan Bali telah menghentikan produksinya.
Ribuan karyawan juga terpaksa dirumahkan.
Para pemilik pabrik pengalengan, tidak mau mengambil resiko dengan terus berproduksi.
Sebab, semua produk ikan kaleng baik Makarel, Sarden, maupun Tuna di tingkatan ritel telah ditarik.
"Kami mengalami dampak sosial ekonomi yang begitu berat. Pabrik yang memproduksi mackarel sudah tidak memproduksi," ujar Ady di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (31/3/2018).
Sejauh ini, ucap Ady, para anggota APIKI tengah menghitung jumlah kerugian yang dialami perusahaan.
Namun, diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
"Miliaran itu jelas. Kami mengharapkan pemerintah melakukan klarifikasi," ujar Ady.
Adi meminta pemerintah melakukan klarifikasi kepada masyarakat dan para pengusaha pengalengan ikan Indonesia.
Baca: Ikan Kaleng dari China Mengandung Cacing, KKP Tahu Informasinya Sejak Tahun Lalu
Adi mengatakan, instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Kementerian Perindustrian memberikan pengarahan kepada para pengusaha.
"Industri juga harus selamatkan. Kami berharap pemerintah menjelaskan, duduknya secara clear kepasa masyarakat, supaya tidak liar," ujarnya.
Ady menyayangkan langkah BPOM yang tidak mempedulikan dampak terhadap dunia usaha. Rilis BPOM membuat 10 pabrik di Banyuwangi berhenti beroperasi, di Bali 7 pabrik, serta masing-masing 1 pabrik di Pekalongan dan Pasuruan.