Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gerak nilai tukat rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini berada di level Rp 13.757 per dolar AS.
Angka ini tercatat mengalami pelemahan dari asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp 13.400 per dolar AS dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Menanggapi hal tersebut, menurut Calon Gubernur BI Perry Warjiyo tak segan akan melakukan intervensi pasar jika kondisi rupiah terus melemah.
Dia menjelaskan, pada dasarnya sudah menjadi kebijakan bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Kebijakan BI selalu akan menjaga stabilitas nilai tukar, sesuai dengan kondisi fundamentalnya yang sudah digariskan dan terus akan kita lakukan,” kata Perry usai Rapat Paripurna pengesahan calon Gubernur BI dan Deputi Gubernur BI periode 2018 hingga 2023 di Gedung Nusatara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Lebih lanjut, Perry menjelaskan, dalam kondisi normal, pada umumnya nilai tukar akan lebih ditentukan oleh mekanisme pasar.
Namun BI tidak akan segan untuk melakukan intervensi pasar jika kondisi nilai tukar terus mendapat tekanan melalui suplai dolar AS maupun membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Baca: Galaxy A8 Plus (2018) Cocok Disebut My Adventure Partner
“BI tidak segan-segan dalam kondisi nilai tukar mendapat tekanan, kita melakukan intervensi baik dalam mensuplai dolar di pasar valas maupun membeli SBN di pasar sekunder,” imbuh dia.
Dia menambahkan, kondisi nilai tukar dalam beberapa waktu terakhir kian stabil. Hal tersebut kika ditandai dengan mulai masuknya aliran dana asing.
“Insya Allah nilai tukar kita dalam beberapa waktu terakhir relatif stabil, sekarang pun aliran dana asing sudah kembali masuk, dan itu akan menjaga stabilitas kita,” katanya.