TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit baru di kuartal II 2018 akan menguat.
Menguatnya pertumbuhan kredit baru itu didukung oleh kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar, terutama pada aspek suku bunga kredit yang lebih rendah dan biaya persetujuan kredit yang lebih murah.
“Pertumbuhan triwulanan kredit baru diperkirakan menguat pada triwulan II 2018,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, Rabu (17/4/2018).
Agusman menambahkan, penguatan tersebut didukung oleh perkiraan kondisi ekonomi tahun 2018 yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Untuk keseluruhan tahun 2018, pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 11,7 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit tahun 2017 sebesar 8,2 persen secara tahunan,” kata dia.
Dalam Survei Perbankan kuartal I 2018, tercatat, pertumbuhan kredit baru pada kuartal I 2018 melambat. Hal ini sesuai dengan pola penyaluran kredit pada awal tahun.
Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pertumbuhan kredit baru yang mencapai 75,9 persen pada kuartal I 2018.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan 94,3 persen pada kuartal sebelumnya. Adapun SBT kredit konsumsi yang turun dari 35 persen menjadi 16,6 persen pada kuartal I 2018.
Melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi tersebut disebabkan menurunnya permintaan kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA) serta kredit kendaraan bermotor (KKB).