Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku dirinya merasa dirugikan terkait percakapan dirinya dengan Direktur Utama PLN Sofyan Basir yang beredar di media sosial belum lama ini.
Pasalnya, menurut Rini di dalam rekaman yang tersebar itu, isi percakapanya sudah disunting sedemikian rupa, yang tujunnya mencermarkan nama baik dirinya.
“Saya merasa nama saya dirugikan, saya merasa nama saya dicemarkan karena yang beredar itu sudah dipotong-potong dengan tujuan tertentu, yaitu mencemarkan nama baik saya,” kata Rini saat ditemui di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Dia menjelaskan, sebetulnya konteks pembicaraan dengan Dirut PLN itu guna mengupayakan Kementerian BUMN bisa mendapat saham dalam kerja sama investasi proyek pengadaan energi.
“Pak Jusuf Kalla juga sudah mengatakan, kami memang ada pembicaraan bahwa BUMN harus dapat saham,” imbuh Rini.
Baca: Mengaku Bangga, Nikita Mirzani Sebut Tubuhnya Seharga Miliaran Rupiah
Lebih rinci, Rini menjelaskan, proyek penyediaan energi tersebut adalah melibatkan PLN serta Pertamina yang bekerja sama dengan PT Bumi Sarana Migas, yang merupakan kelompok usaha Kalla Grop, perusahaan keluarga Jusuf Kalla.
“Kalau kita secara mengenai apa proyek yang meminta proyek untuk BUMN itu mengambil off take 80 persen ke atas, ya kita harus ikut punya saham untuk menjaga kalkulasi dari produk yang akan dijual itu, costnya, penjualan, pricingnya kita ikut, itu poinnya gak ada lagi,” jelas Rini.
Sekadar diketahui, atas beredarnya rekaman tersebut, Menteri Rini, melalui kuasa hukumnya juga sudah melaporkan kasusnya itu ke Bareskrim Polri pada Senin, 30 April 2018.