TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah ditutup turun tajam, hari ini (3/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan diproyeksi masih akan meradang pada Jumat (4/5).
Bahkan, penutupan pekan ini, IHSG bakal sulit merangkak ke level psikologis 6.000.
Mengutip RTI, hari ini, IHSG ditutup merosot 2,55% atau 153,51 poin ke level 5.858,73. Penurunan indeks diiringi aksi jual bersih alias net sell investor asing mencapai Rp 772,54 miliar.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, pelemahan IHSG disebabkan sejumlah hal.
Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) semakin kuat dan jelas ke depan. Sinyal The Fed ini menyebabkan rupiah terus terdepresiasi.
Selain itu, adanya potensi peningkatan alokasi subsidi solar.
"Itu akan membuat anggaran masuk ke dalam non produktif aktivitas dan peluang pertumbuhan bisa terganggu, serta membuat peringkat investasi Indonesia juga bisa terancam," kata Aditya di Jakarta, Kamis (3/5).
Baca: Fredrich Yunadi: Jangan Saya Dituduh Mencuri Rekam Medis Setya Novanto
Dengan latar belakang tersebut, Aditya meyakini, besok (4/5), IHSG masih berat untuk bangkit ke zona hijau. Dengan begitu, sangat memungkinkan IHSG akhir pekan ini diparkir di zona merah.
"Berat (kembali ke 6.000), kemungkinan sentimennya masih sama dengan hari ini," kata Aditya kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (3/5).
Untuk besok, Aditya memperkirakan IHSG masih akan tertekan, dengan level support 5.790 dan resistance 5.900.
Berita ini sudah tayang di kontan berjudul Besok, IHSG masih berat kembali ke level 6.000