TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo IV (Persero) optimis dapat menyelesaikan proyek pembangunan Makassar New Port (MNP) Tahap I paket A pada akhir 2018 mendatang. Sementara MNP Tahap I paketB dan C akan rampung pada akhir 2019.
Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang mengatakan bahwa Paket A yang pembangunannya dimulai sejak Juni 2015, kini perkembangannya sudah mencapai 77,37%, dan akan rampung dalam beberapa bulan ke depan.
"Terhitung mulai 30 April 2018 kemarin sudah kami countdown sampai Oktober. Lantai dermaga tidak lama lagi sudah bisa dicor beton. Akhir tahun ini sudah bisa beroperasi untuk paket 1 A," kata Farid dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Jumat (4/5/2018).
Ia menambahkan, paket B yang dibangun sejak September 2016, realisasi fisiknya kini sudah 67,11% dan paket C yang dibangun bersamaan dengan paket B, perkembangannya sudah 48,3 persen.
Saat ini pengerjaan yang sedang berlangsung pada paket A, yakni penyelesaian reklamasi untuk dermaga, fabrikasi tulangan struktur secant pile dan borepile dermaga, serta pekerjaan secant pile dan borepile.
"Di paket B, sedang dikerjakan pekerjaan reklamasi area container yard, pekerjaan soil replacement area causeway, pekerjaan revetment, pengecoran saluran precast dan produksi paving block," ujarnya.
Baca: Setya Novanto: Samar-samar Saya Liat Kumisnya Pak Fredrich Yunadi
Baca: Lima Produk Paling Dicari Orang Indonesia Selama Ramadan Berdasar Hasil Survei Google
Pekerjaan yang sedang digarap di paket C adalah, produksi core 1 – 5 kg, produksi underlayer 5 – 10 kg, pemasangan core breakwater (1 – 5 kg) dan pemasangan toe protection breakwater 100 – 160 kg.
Sistem dermaga yang diaplikasikan pada proyek ini adalah secant pile dengan sistem boring yang bisa mengefisiensikan waktu dan biaya dengan kualitas yang lebih baik dan selama ini baru diterapkan di Pelabuhan Liverpool dan Makassar New Port.
Dermaga ini akan menjadi dermaga modern yang terkoneksi dengan jaringan kereta api Trans Sulawesi dan akan dioperasikan terintegrasi dengan pusat logistik Kawasan Berikat.