Dalam rangkaian acara Hari Kuliner Nasional GO-FOOD Festival, pesta kuliner raksasa terbesar di Indonesia yang akan digelar serentak di 11 kota dari tanggal 5 hingga 13 Mei 2018, GO-FOOD sebagai layanan pesan-antar makanan dalam aplikasi GO-JEK, menegaskan komitmennya untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kuliner. GBK GO-FOOD Festival, yaitu GO-FOOD Festival terbesar di Indonesia yang diadakan selama satu tahun di jantung kota Jakarta, Gelora Bung Karno, diadakan untuk membantu UMKM kuliner dari berbagai kota di Indonesia meningkatkan skala bisnisnya.
Dalam pembukaan GBK GO-FOOD Festival, hari ini, di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Nadiem Makarim, CEO & Founder GO-JEK mengatakan, “GO-FOOD bisa menjadi agregator kuliner terbesar di Indonesia berkat pengusaha UMKM kuliner yang bermitra dengan kami. Ini saatnya kami membantu mereka supaya bisa berkembang lebih besar lagi. Karena itu, kami menggelar Hari Kuliner Nasional GO-FOOD dan juga menghadirkan GO-FOOD Festival.”
Saat ini, GO-FOOD telah menjadi salah satu layanan pesan-antar terbesar di dunia di luar China, dengan menggandeng lebih dari 150.000 merchant.
“Kami percaya dengan membantu UMKM untuk lebih berkembang GO-JEK bisa semakin memberikan dampak positif kepada ekonomi Indonesia. UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, dan terbukti tahan krisis,” kata Nadiem.
Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan 98% perusahaan yang ada di Indonesia masuk kategori UMKM. Usaha kuliner termasuk salah satu sektor UMKM yang paling berkembang. Hasil survei Badan Ekonomi Kreatif (2018) mengungkapkan usaha kuliner termasuk penyumbang utama PDB dari sektor ekonomi kreatif.
Sementara itu, di tempat yang sama, Catherine Hindra S., Chief Commercial Expansion GO-JEK, menambahkan, “Mengadopsi kesuksesan GO-FOOD Festival yang telah digelar di 9 lokasi lain, GO-FOOD ingin merangkul lebih banyak lagi pelaku UMKM kuliner terutama yang dari daerah untuk bisa membuka cabang dan meningkatkan skala bisnisnya. Pada tahap awal, sudah ada UMKM dari 14 kota di Indonesia yang bergabung di GBK GO-FOOD Festival, dari Indonesia barat sampai ke timur.”
GBK GO-FOOD Festival menggunakan konsep food court atau pujasera (pusat jajanan serba ada) di mana para pengusaha UMKM dapat menawarkan produk kulinernya.
“Yang berbeda dengan konsep food court pada umumnya, para pengusaha tidak perlu menyiapkan dana besar di muka untuk biaya sewa booth dan jasa pelayan. Kami juga akan menyiapkan seluruh kebutuhan peralatan masak yang biasanya juga cukup mahal bagi para pebisnis mikro,” ujar Catherine.
GO-FOOD Festival, saat ini, sudah ada di 10 lokasi di 8 kota di Indonesia. Berdasar data dari 6 lokasi yang sudah ada, rata-rata transaksi per bulannya bisa mencapai 50 ribu tiap lokasi. Melihat pencapaian tersebut, kehadiran GBK GO-FOOD Festival yang akan melibatkan UMKM diharapkan dapat mendorong akses pasar yang lebih besar lagi bagi UMKM yang berpartisipasi. Apalagi bagi UMKM yang berasal dari luar Jakarta.
Nadiem menambahkan, “Jakarta kami pilih menjadi lokasi GO-FOOD Festival terbesar karena DKI Jakarta merupakan hub dimana beragam tradisi dan kebudayaan dari seluruh Indonesia berkumpul, termasuk kuliner. Kami ingin dampak positif keberhasilan kami membantu UMKM di Jakarta, bisa kami tularkan ke kota-kota lain. Selain itu, kami ingin para merchant-merchant yang berasal dari daerah bisa membuka cabang di Ibu Kota dan menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas.”
Acara pembukaan GBK GO-FOOD Festival yang turut dihadiri oleh Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin, turut menyajikan pemaparan hasil riset LD FEB UI (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) atas kontribusi signifikan GO-JEK dalam memajukan ekonomi Indonesia melalui pemberdayaan UMKM.
Peneliti LD FEB UI, I Dewa Gede Karma Wisana PhD mengatakan, usaha kuliner memiliki potensi untuk terus berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan hasil riset LD FEB UI, pada tahun 2017, merchant UMKM yang bergabung dalam platform GO-JEK di 9 kota berkontribusi lebih dari Rp 1,7 triliun kepada perekonomian nasional.
Lebih lanjut, Dewa menambahkan bahwa GO-JEK memberikan dampak yang signifikan terhadap pemberdayaan UMKM nusantara.
“Bila kita melihat data per kota, kontribusi merchant UMKM terhadap perekonomian daerah juga signifikan. Contohnya, di Jakarta, kontribusinya mencapai Rp 302 milyar, dan di Medan mencapai Rp 118 miliar. Untuk kawasan Jabodetabek sendiri, yang menarik adalah 83.3% mitra UMKM mengalami peningkatan volume transaksi setelah menjadi mitra ekosistem GO-JEK, dan lebih dari 43% mengalami kenaikan klasifikasi omzet,” ujar Dewa.
Hasil riset dari LD FEB UI juga menerangkan bahwa keberadaan layanan GO-FOOD dari GO-JEK meningkatkan volume transaksi mitra UMKM, serta membukakan akses langsung mitra UMKM ke konsumen.
Menanggapi hasil riset ini, “Kontribusi dan dampak seperti inilah yang menjadi tujuan kami di GO-JEK. Kami berharap dengan adanya GBK GO-FOOD Festival dan GO-FOOD Festival di kota lain, kontribusi GO-JEK ke perekonomian daerah bisa lebih besar lagi. Kami selalu percaya pemanfaatan teknologi adalah cara yang paling cepat untuk membantu UMKM bertumbuh dan berkembang,” tutup Nadiem. (*)