Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kementerian Keuangan bakal menjual Surat Utang Negara (SUN) ritel pada Senin (14/5/2018). Pemerintah memperluas basis investor dengan membidik generasi milenial pada penjualan Savings Bond Ritel seri SBR003 itu.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman berasalan, dibidiknya generasi muda sebagai salah bentuk edukasi kepada generasi muda untuk lebih mengetahui obligasi.
“Kami juga menarik generasi muda untuk membangun negeri, karena ini bukan sekadar investasi,” ujar Luky di saat jumpa pers di kantornya, Jumat (11/5/2018).
Dia menjelaskan, pembelian surat berharga ini akan lebih mudah, sebab dipasarkan secara daring. Batas pemesanan instrumen investasi ini mulai dar Rp 1 juta hingga maksimal Rp 3 miliar.
Baca: Billy dan Sang Kekasih Hilda Belum Berziarah ke Makam Olga
Pemerintah menargetkan, penerbitan obligasi ritel ini bisa menghimpun dana hingga Rp 1 triliun untuk mendukung pembiayaan dan jika mengalami kelebihan permintaan (oversubcribed) kemungkinan mencapai Rp 5 triliun.
Ada pun untuk tingkat kuponnya, hingga 20 Agustus 2018 mendatang, pemerintah menetapkan sebesar 6,8 persen. Selanjutnya, tingkat kupon akan menyesuaikan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate.
Untuk diketahui, ada beragam pilihan bagi investor untuk membeli SBN ini, bisa melalui perbankan, perusahaan sekuritas maupun perusahaan tekfin.
Untuk bank, investor bisa membelinya di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI),
PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Central Asia (BBCA).
Selanjutnya, untuk perusahaan sekuritas, investor bisa membelinya di Trimegah Sekuritas. Sementara, investor juga bisa membeli di perusahaan efek khusus atau Agen Penjual Reksa Dana (APERD) tekfin di Bareksa dan Star Mercato Capitale atau Tanamduit.com.