News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kurangnya Pasokan Jadi Pemicu Kenaikan Harga Ayam

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imas (60) merapikan ayam potong dagangannya sambil menunggu pembeli di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga komoditas daging ayam yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir oleh Menteri Perdagangan disebabkan oleh kekurangan suplai.

Atas kondisi tersebut, pihaknya telah meminta perusahaan di bidang ayam untuk gelontorkan produk.

"Kita sudah undang integrator dan peternak mandiri, kita kasih waktu, dalam satu minggu turunkan itu harga," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Rabu (23/5) di Kantor Kementerian Perdagangan.

Pemanggilan tersebut kemungkinan besar mengacu pada pertemuan yang ia lakukan dengan pengusaha ayam pada Kamis (17/5) lalu.

Pasca pertemuan tersebut, harga sempat mengalami penurunan yang kecil dan dilanjutkan dengan pemanggilan ulang yang meminta pengusaha tersebut untuk mengeluarkan suplainya.

Enggar menyampaikan, kini harga ayam telah turun dan untuk di pasar Palmerah berada di kisaran Rp 32.000 - Rp 35.000.

Padahal dalam pantauan KONTAN pekan lalu, harga ayam di Pasar Palmerah sempat menyentuh Rp 45.000 per kilogram dan sepekan sebelum puasa di harga Rp 40.000 per kg.

Terkait pelemahan rupiah, Enggar menampik terkereknya dollar bisa mempengaruhi bisnis pakan ternak yang notabene melakukan impor pakan. Ia juga menyampaikan, pengusaha tidak mungkin melakukan pembatasan suplai.

Pasalnya, menyimpan ayam hidup akan menghabiskan biaya pakan, sedangkan menahan ayam potong akan membebani biaya penyimpanan di cold storage. "(Harga naik) karena suplai," tegasnya.

Di sisi lain, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengonfirmasi harga ayam di pasar Palmerah hari ini adalah Rp 36.000 per kg.

Namun angka ini masih dalam tren mahal sejak tiga minggu terakhir. Kenaikan harga ini juga bukan karena kekurangan stok, namun karena terjadi pergeseran minat beli masyarakat lantaran harga yang sudah terlalu mahal.

"Survei kami menyatakan masyarakat lebih memilih ikan dan tempe dibandingkan ayam. Ada peralihan konsumsi karena mahal, tapi jadinya kasihan pedagang ayam," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (23/5).

Abdullah juga menegaskan harga ayam yang normal sesungguhnya adalah Rp 25.000 per kg, sedangkan harga di atas Rp 30.000 adalah abnormal.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Mendag: Kenaikan harga ayam karena kurangnya pasokan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini