Sedangkan, KM Ngapulu, kapasitas awal 2.138 orang, bakal ketambahan 60 persen kursi menjadi 3.424 orang. "Karena pertimbangan hajatan nasional mudik, fasilitas ditambah, alat‑alat keselamatan ditambah salah satunya life jaket, misal life jacket 4000 buah lebih, termasuk sekoci dan lain‑lain," ujar Ibrahim ditemui di kantornya Senin (4/6) sore.
Hindari Calo
Ibrahim menambahkan, Pelni tidak pernah kehabisan tiket, baik yang dijual online maupun lewat agen. Hanya saja, ada ketentuan kuota kursi, disesuaikan kapasitas maksimum kapal, demi kenyamanan dan keselamatan.
Ibrahim menjelaskan, kuota tiket tujuan Balikpapan-Surabaya habis terjual hingga 7 dan 10 Juni ini, beberapa hari jelang Idul Fitri. Sedangkan Labobar tujuan Sulawesi juga hampir habis.
Selama ini, skema pengajuan kursi penumpang berdasarkan masukan dari Pelni cabang, yang nantinya disetujui Pelni Pusat dan Kementerian Perhubungan.
"Kita ngga bisa janjikan, tergantung dari Jakarta, kalau lebihi kapasitas. Lebih baik kita bermasalah di pelabuhan sini ketimbang di laut. Kalau belum dapat tiket, diarahkan kapal berikutnya atau alternatif kapal Roro (roll on roll out)," ujarnya.
"Tanggal 12‑13 masih ada peluang," katanya.
Puncak mudik diprediksi mencapai pada H‑3 Idul Fitri. Berkaca tahun sebelumnya, ada 7.105 penumpang yang naik lewat empat kapal yang berlayar hari itu. Sedangkan arus balik mengikuti prediksi tahun sebelumnya bakal jatuh di H+10, dimakan waktu itu ada 4.953 penumpang yang turun di pelabuhan Semayang.
Ibrahim meyakinkan, tiket kapal Pelni tak akan berubah karena sudah ditetapkan. Dia mengimbau penumpang membeli tiket lewat website resmi dan agen resmi Pelni. Hindari calo.
"Harga tak ada perubahan, tetap, berani (mengubah) ketahuan, kita proses," tegas pria yang sebelumnya bertugas di Papua ini..
Musim mudik 2018 ini, Pelni Cabang Balikpapan operasikan beberapa kapal di antaranya KM Lambelu, Bukit Siguntang, Labobar, Tidar dan Nggapulu.