Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kondisi ekonomi syariah membuat Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo merasa prihatin.
Perry mengaku keprihatinan itu sudah lama dirasakannya karena ekonomi syariah tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain seperti Malayasia, Thailand, Auatralia.
"Sudah lama saya merasa prihatin terhadap ekonomi Islam Indonesia. Bagaimana ekonomi Indonesia tertinggal jauh dari pengembangan eko halal di negara lain," kata Perry saat ditemui di Gedung Bappenas, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).
Perry mengatakan langkah tegas pun diambil oleh pemerintah untuk meningkatkan ekonomi syariah bersama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan membentuk badan khusus yang mengoordinasikan ekonomi syariah.
Program pertama akan difokuskan kepada peningkatan jumlah produk halal seperti makanan halal, halal fashion, makeup halal.
Baca: Menteri Asman Apresiasi, Makin Banyak Unit Kerja Polri Canangkan Zona Integritas
"Sudah kita kumpulkan oleh KNKS untuk membentuk program kementerian dan lembaga program untuk mengembangkan produk yang manufaktur secara halal," ungkap Perry.
Kemudian, meningaktkan pergerakan keuangan syariah bersama dengan lembaga keuangan lembaga, BI dan OJK agar semua sinergi.
Bank Indonesia juga akan membuat kalender ekonomi syariah untuk lebih mempromosikan produk-produk hal sehingga ditargetkan ekonomi syariah mengurangi defisit negara dagang dan jasa.
"Mulai tahun depan membuat kalender ekonomi syariah Indonesia. Kami punya event, 3 festival wilayah dan 1 festival internasional. Kita mengembangkan event yang besar untuk ekonomi syariah," ungkap Perry.