News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indeks Saham Juga Masih Dibayangi Sentimen Negatif Akibat Krisis Mata Uang Turki

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Laporan Reporter Tribunnews, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (14/8/2018) diprediksi kembali melanjutkan pelemahan imbas masih adanya kekhawatiran pelaku pasar menanggapi sentimen resesi di Turki.

Menurutnya, hal itu terlihat dari laju IHSG kemarin yang anjlok 3,5 persen ke posisi 5.861,24 poin seiring dengan maraknya aksi jual.

“Pelaku pasar terlalu panik berlebihan dalam menanggapi sentimen dari resesi yang terjadi di Turki dengan pelemahan mata uangnya,” kata Reza.

Kondisi tersebut membuat pelaku pasar mengasumsikan ekonomi Indonesia akan berpeluang terkena resesi seperti halnya Turki.

Sementara, dari dalam negeri, pada pekan sebelumnya telah dirilis penurunan cadangan devisa dan melebarnya defisit neraca pembayaran hingga berimbas pada pelemahan nilai tukar Rupiah.

Baca: Hari Ini Rupiah Diprediksi Lanjutkan Pelemahan

“Diharapkan IHSG dapat bertahan di atas support 5832-5848 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5888-5912,” kata Reza, dalam risetnya.

Sementara, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi, hari ini IHSG akan melaju pada kisaran support 5.841 dan resisten 6.116 poin.

Rilis data perekonomian tentang penjualan roda dua yang akan terlansir hari ini, lanjut William diperkirakan dapat memberikan sentimen positif terhadap pola pergerakan IHSG.

“Harapan terhadap arus modal masuk yang terus mengalir masih cukup besar agar dapat mendorong kenaikan IHSG,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 215,92 poin atau setara 3,55 persen ke posisi 5.861,24 poin dengan catatan transaksi senilai Rp 7,53 triliun dari 8,74 miliar unit saham yang diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 369,825 kali.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini