TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sudah menerbitkan regulasi yang mewajibkan semua perusahaan di Indonesia mengikutkan karyawannya dalam program pensiun. Tujuannya tak lain adalah untuk menjamin kesejahteraan karyawannya ketika memasuki masa pensiun.
Namun, bagi perusahaan, program pensiun ini juga dapat dioptimalkan sebagai salah satu daya tarik untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan terbaik.
Karenanya, perusahaan harus mampu menyelenggarakan program pensiun yang tidak sekadar mengikuti peraturan, tapi juga perlu berinovasi dalam penyelenggaraannya program pensiun.
Suheri, Presiden Direktur Dana Pensiun Astra dalam seminar bertajuk “Program Pensiun sebagai Daya Tarik Perusahaan” yang diselenggarakan Majalah SWA, membagikan kuat mengelola dana pensiun agar bisa menarik minat perusahaan.
Seminar ini juga membahas peluang bagi perusahaan berinovasi dalam penyelenggaraan program pensiun, sehingga bisa memberikan manfaat yang optimal bagi para karyawan.
Selain Suheri, seminar juga menghadirkan pembicara lain seperti Wahyu Widodo (Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Kementerian Tenaga Kerja) dan Sumarjono (Direktur Perencanaan Strategis PT Badan Pengelola Jaminan Sosial/BPJS Ketenagakerjaan), serta dan Adrian Rusmana (Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina).
Suheri menyatakan, ada beberapa implikasi dari kehadiran program Dana Pensiun.
Pertama, adanya perhatian kepada karyawannya untuk kelangsungan hidup mereka setelah berhenti bekerja dari perusahaan.
Kedua, ada kesinambungan penghasilan setelah pensiun, sehingga menimbulkan rasa aman di masa depan, menciptakan iklim yang kondusif dalam hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan.
Ketiga, karyawan bergairah, bersemangat untuk bekerja dan setia kepada perusahaan, sehingga turnover karyawan bisa dikurangi. Keempat, karyawan bekerja pada perusahaan yang punya reputasi, mendapatkan citra yang sangat positif dari masyarakat.
Suheri juga membagikan pengalaman Dana Pensiun Astra dalam mengelola dana anggotanya.
Dana Pensiun Astra menempatkan dana kelolaan pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), surat berharga Negara, obligasi dan/sukuk yang tercatat di BEI, deposito berjangka pada bank dan deposito on call pada bank.
Suheri menyatakan, selama 20 tahun terakhir, Dana Pensiun Astra dapat memberikan return dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) 15,06%.
Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina Adrian Rusmana di seminar ini membagikan isu-isu strategi yang berkaitan dengan pensiun.
Antara lain, kesejahteraan pensiun rendah (manfaat pensiun tidak cukup untuk menjaga kenaikan biaya hidup, nilai pensiun yang statis, tingkat kecukupan dana menjadi beban pendiri di saat nilai investasi menurun atau kewajiban dana pensiun meningkat.
Dia juga membagikan isu lainnya seputar jumlah pensiun yang besar, usia pensiun semakin panjang dan kesenjangan manfaat pensiun antara pegawai lama dan baru.
Adrian menyatakan, perbedaan sistem upah dan kemampuan pendanaan antara pendiri dan mitra pendiri, regulasi yang semakin memberatkan, SDM profesional yang sangat terbatas, serta BPJS Tenaga Kerja menjadi beban bagi pendiri dan mitra pendiri.
"Untuk mengoptimalkan program pensiun agar bisa menjadi daya tarik perusahaan , dibutuhkan inovasi dan kreativitas dari perusahaan untuk untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan dan pemberdayaan para pensiunan," ungkap Adrian.
Dibutuhkan pula pengetahuan comparative advantage dalam mengelola aset investasi dan selalu mengutamakan SDM berusia muda, profesional dan bertalenta, penggunaan teknologi informasi dengan dukungan SDM yang andal, serta membangun dana pensiun dengan iuran pasti.
“Memperbaiki kesejahteraan dan pemberdayaan pensiun tidak hanya melalui peningkatan pembayaran. Manfaat Pensiun, tapi bisa dicapai dengan banyak hal. Sehingga pada masa purna bakti, para pensiun dapat hidup bahagia dan terhormat,” ujar Adrian.