Laporan Reporter Kontan, Dina Mirayanti Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) bersama mitra konsorsiumnya PT Astratel Nusantara (Astra Infrastruktur) dan Kompas Gramedia lewat PT Trans Bumi Serbaraja masih fokus untuk menyelesaikan pembebasan lahan tol Serpong-Balaraja tahun ini.
Konstruksi proyek jalan bebas hambatan sepanjang 39,8 kilometer (km) tersebut tidak akan dimulai jika pembebasan lahan belum rampung.
"Konstruksi diharapkan akan dimulai pada awal 2019," kata Dhony Rahajo, Managing Director Sinarmas Land dikutip Kontan.co.id, Kamis (13/9/2018).
Trans Bumi Serbaraja tidak ingin terburu-buru melakukan proses konstruksi jika permasalahan lahan belum selesai.
Itu merupakan strategi perusahaan agar proyek tersebut bisa dijalankan sesuai dengan aturan dan tidak harus menghadapi permasalahan saat sudah mulai melakukan pembangunan.
Baca: Lakukan Cek Darah di Lab, Hindari Menikah dengan Penyandang Thalasemia Mayor
Menurut Dhony, progres pembebasan lahan Tol Serpong-Balaraja itu sebetulnya sudah hampir 100%. Hanya saja, proses penilaian dan pembayaran tanah-tanha masyarakat butuh proses lama.
Saat ini, Trans Bumi Serbaraja sedangn melakukan proses penilaian tanah.
Setelah itu, akan masuk pada proses pengadaan yang akan dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan setelah proses ganti rugi selesai akan dilanjutkan dengan penyerahan tanah ke pemerintah.
Baca: Pahala Mansury: Dicopot dari Kursi Dirut Garuda, Dipasang Jadi Direktur Keuangan Pertamina
Nantinya, Pmerintah akan melakukan serah terima lahan kepada Trans Bumi Serbaraja sebagai Badan Usaha Pengelola Tol (BUJT) Serpong-Balaraja.
Jika serah terima itu rampung baru kemudian bisa dilakukan tender kontraktor utama yang akan membangun jalan tol itu. "Jadi tender konstruksi belum kita lakukan." kata Dhony.
Proses pembebasan dan pembangunan jalan tol tersebut akan difokuskan terlebih dahulu untuk seksi I.
Sebagain besar dari seksi sepanjang 9,3 km tersebut merupakan lahan milik Sinarmas Land.
Seperti diketahui, awalnya saat konsesinya dimenangkan Trans Bumi Serbaraja pada 2016, panjang jalan tol itu direncanakan hanya 30 km yang terdiri dari dua seksi.
Baca: Pengalaman Ustaz Felix Siauw Jadi Korban Persekusi Saat Berdakwah di Bangil, Pasuruan
Namun, terjadi perubahan trase pada tahun 2017 sehingga panjangnya menjadi 39,8 km yang dibagi dalam tiga seksi.
Pertama dari BSD – Legok (9,3 km), Seksi 2 dari Legok – Curug (10,7 km), dan Seksi 3 menghubungankan Curug – Balaraja (19.8 km).
Perubahan trase tersebut membuat biaya konstruksi dan pembebasana lahan proyek itu menjadi membengkak. Awalnya, dengan perhitungan 30 km, nilai investasinya dihitung hanya sekitar 6,3 triliun.
Lantaran pemmebasan lahan masih dalam proses pembebasan dan penilaian, Dhony belum bisa menyebutkan nilai investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan seksi I.
"Karena hasil apraisal belum ada, saat ini belum ada perhitungan biaya pembangunan seksi I," kata Dhony.