ISD juga melakukan kajian atas kondisi supply-demand sektor jasa di Indonesia serta menganalisa potensi sektor jasa melalui keterkaitan dengan sektor lainnya (backward and forward linkage) dengan mengolah data-data sekunder yang didapat dari BPS.
Dengan demikian didapat gambaran yang lebih lengkap terkait kondisi sektor jasa di Indonesia.
"Kajian yang dilakukan ISD menunjukkan, sektor jasa memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia. Pada tahun 2000, penyerapan tenaga kerja sektor jasa dan terkait jasa sebesar 35 juta (39 persen), sedangkan pada tahun 2017 sebesar 60 juta (55 persen),” kata Devi memaparkan.
Dia menjelaskan, sektor jasa mengalami perkembangan yang sangat pesat selama dua dekade terakhir.
Kontribusi sektor jasa terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional meningkat dari 45 persen (2000) menjadi 54 persen (2017).
Selama delapan tahun terakhir, sektor jasa rata-rata tumbuh 7,11 persen per tahun, dengan kontribusi pada tahun 2017 mencapai 54 persen dari PDB. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sektor jasa terhadap perekonomian nasional semakin besar.
Menurutnya, kontributor terbesar sektor jasa adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 26 persen, berikutnya adalah sub-sektor konstruksi yang mencapai 19,94 persen.
Pada kuartal II-2018, pertumbuhan sub-sektor tertinggi berasal dari sub-sektor jasa lainnya dan jasa perusahaan yang berturut-turut tumbuh sebesar 9,22 dan 8,89 persen.
“Kedua sub sektor tersebut tumbuh relatif pesat. Sebagai perbandingan selama delapan tahun terakhir rata-rata kedua sektor tersebut tumbuh 8,54 dan 9,29 persen per tahunnya” tambahnya.