TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tawaran kupon yang cukup tinggi yakni 8,05% serta adanya skema suku bunga mengambang dan minimal atau floating with floor membuat hasil penjualan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR004 sukses terjual hingga mencapai Rp 7,32 triliun, Senin (17/9).
Padahal, target awal pemerintah untuk SBR hanya sebesar Rp 1 triliun.
"Yang dilihat investor sebenarnya tingkat bagi hasil yang ditawarkan SBR saat ini cukup menarik di 8,05% cukup atraktif, meski dengan kompensasi SBR ini tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder," kata I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas,Senin (17/9).
Menurutnya, skema yang ditawarkan pemerintah melalui SBR004 menarik dan minim risiko dan investor pun tinggal beli dan menikmati imbal hasilnya tiap bulan.
Kenaikan suku bunga bisa menambah keuntungan bagi investor, sebaliknya penurunan suku bunga bisa diatasi dengan tingkat kupon minimal.
Dengan adanya skema tersebut, investor ritel jadi berkesempatan mendiversifikasi instrumen mereka.
"Pilihan investasi tidak melulu pada instrumen dengan likuiditas tinggi tetapi dengan adanya keberlanjutan pembayaran kupon yang diterima investor tiap bulan juga menarik bagi investor dan ditawarkan dalam SBR004," kata Made.
Baca: Hobi Kumpulkan Kupon Diskon, Wanita Ini Bisa Menabung Rp 278,7 Juta dan Beli Rumah Tiga Kamar
Made menilai, tingkat suku bunga SBR004 di 8,05 cukup atraktif karena perbankan yang menawarkan suku bunga deposit sekitar 7% belum berani mengerek suku bunga depositonya karena harus mempertimbangkan dengan penyaluran kredit.
Tingkat kupon yang atraktif tersebut menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk menambah jumlah investor ritel.
Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia menambahkan, SBR004 ramai peminat karena saat ini likuiditas di perbankan juga cukup banyak.
"Nasabah yang dananya tidak terpakai di sektor riil bisa dimanfaatkan," kata Mikail, Senin (17/9/2018).
Pada penerbitan SBR selanjutnya, Research Analyst Capital Asset Management, Desmon Silitonga memperkirakan belum tentu tingkat suku bunga bisa lebih tinggi dari SBR004 namun pemerintah harus tetap melihat kondisi di pasar.
Namun, memang penawaran kupon menjadi hal yang selalu menarik investor ritel.
Menurut Desmon, investor sudah cukup tertarik bila pemerintah menawarkan spread dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 150 bps.
Tak heran bila spread yang sebesar 255 bps yang kini pemerintah tawarkan membuat animo investor ritel membludak pada seri SBR004.
Apalagi ditambah dengan skema floating with floor menambah daya tarik bagi investor ritel. (Kontan/Danielisa Putriadita)