Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik dan saling tuding soal keputusan impor beras antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kepala Bulog Budi Waseso memancing tanggapan Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Munculnya polemik ini membuat Darmin mempertanyakan akurasi data stok pangan Kementerian Pertanian yang menyebut setiap tahun produksi beras secara nasional surplus 11 juta ton.
Darmin menjelaskan, pemilik data produksi beras saat ini hanya dua instansi. Yakni, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian, tapi anehnya data keduanya tidak pernah cocok satu dengan lainnya.
"BPS berjanji memperbarui data itu dan Kementerian Pertanian punya data satelit, masalahnya data itu terlalu besar, setiap tahun surplus 11 juta ton, terus kemana perginya?," ujar Darmin di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Baca: Bidik Sektor Infrastruktur dan Logistik, UD Trucks Tawarkan Kuzer ke Pengusaha Jawa Timur
Darmin pun merasa heran, data dari Kementerian Pertanian yang menyatakan surplus beras, setiap tahun disampaikan tidak mengalami perubahan.
"Terserah Anda menganggapnya seperti apa, tapi angkanya surplusnya gede setiap tahun. Itu sebabnya kita selalu berdebat setiap kali rapat," kata Darmin Nasution.
Selain mempertanyakan data Kementan, Darmin pun menunggu data pengkinian dilakukan oleh BPS terkait produksi beras nasional, yang akan diumumkan akhir tahun ini.
"Informasi yang saya dapat data itu sudah selesai, enggak tahu kenapa enggak diumumkan, coba kalian tanya saja BPS, kok belum diterbitkan angkanya," ujar Menteri Darmin.