Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Revolusi Industri 4.0 akan memberikan arah baru dalam bisnis di sektor manufaktur.
Dia mengatakan, Indonesia sudah memiliki roadmap yang disebut Making Indonesia 4.0 sebagai agenda nasional dan diharapkan mampu memacu lima sektor manufaktur.
“Revolusi industri 4.0 akan memberikan arah baru dalam bisnis di sektor manufaktur, terutama dalam peningkatan kegiatan produksi serta penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pengambil kebijakan dan pelaku industri untuk memaksimalkan potensi industri 4.0,” kata Airlangga dalam siaran persnya, Rabu (17/10/2018).
Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menyatakan, dengan revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan digital dapat melipatgandakan pendapatan dari sektor manufaktur.
Dia mengatakan, Indonesia saat ini sudah masuk dalam jajaran negara dengan PDB besar di dunia.
Di 2017, PDB Indonesia mencapai mencapai Rp 13.588,8 triliun. Dengan revolusi Industri 4.0 maka PDB tersebut akan bertambah.
Baca: Inves 8,4 Juta Euro, Daimler AG Segera Operasikan Pusat Riset Truk Mercedes-Benz di Turki
"Sekarang Indonesia sudah masuk one trillion dollar club dan berada dalam jajaran 20 negara dengan PDB terbesar di dunia,” katanya.
Airlangga juga mengatakan, PDB Indonesia berpotensi meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2030 dan saat ini industri manufaktur telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional,.
Sektor ini memberi efek yang luas bagi peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, penambahan pajak dan cukai, serta penerimaan devisa dari ekspor.
“Agar hal tersebut tercapai, Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai strategi menerapkan revolusi industri generasi keempat dan memberikan arah jelas bagi pengembangan industri nasional yang berdaya saing global di masa depan,” kata dia.