News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi di Kisaran 3,5 Persen

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers Tim Pengendali Inflasi Pusat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah menargetkan tingkat inflasi terjaga pada kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen pada akhir tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) menyampaikan, Pemerintah terus menjaga agar inflasi tetap terjaga kendati adanya gejolak perekonomian global.

“Kita tetap berkeinginan inflasi kita jangkarkan di 3,5 persen,” kata Menteri Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (24/8/2018).

Tiga kompoen yang menjadi fokus perhatian pemerintah saat ini adalah pada inflasi inti, inflasi yang disebabkkan oleh volatile food, dan inflasi yang diakibatkan oleh pelemahan kurs Rupiah.

“Ketiga komponen itu diharapkan tidak menjadi faktor yang memicu inflasi di akhir tahun,” kata Menteri Sri Mulyani.

Baca: Prabowo Lama Hidup di Luar Negeri, Sudjiwo Tedjo: Dia Cinta Banget Sama Negerinya Atau Benci Sekali?

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan, akan mengendalikan dari sisi volatile food dengan menyiapkan ketersediaan stok pangan di pasaran. “Kita akan persiapkan berbagai langkah operasi pasar dan penetrasi pasar bila diperlukan,” kata Menteri Enggar.

Sementara, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, untuk jangka pendek fokus inflasi volatile food dengan menjaga posisi cadangan beras maupun pasokan komoditas pangan seperti telur dan ayam.

Baca: Dua Buruh Pabrik Kedepatan Membawa Senjata Tajam

Untuk langkah menengah panjang, katanya, akan difokuskan pada keterjangkauan harga kesediaan pasokan kelancaran distribusi untuk memastikan ketersediaan pasokan termasuk perdagangan antar daerah.

Bank Indonesia memastikan dampak pelemahan kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terhadap inflasi masih terkendali.

Perry menilai, kendati secara bulanan inflasi inti meningkat 0,41 persen pada Juli 2018, namun komponen penyumbang inflasi seperti naiknya harga sewa rumah dan naiknya biaya sekolah tidak terkait dengan pelemahan kurs Rupiah.

“Sejumlah indikator-indikator itu, terutama yang di dalam komponen inflasi inti, kami tidak melihat karena pelemahan nilai tukar,” kata Perry.

Selain itu, Bank Indonesia memastikan akan terus melakukan langkah intervensi di pasar dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui biaya swap rate yang murah untuk memastikan kebutuhan valuta asing maupun Rupiah dan menyesuaikan tingkat suku bunga acuan untuk menarik arus modal masuk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini