Sejauh ini, beberapa perusahaan Indonesia dan Mesir masih melakukan pembicaraan kontrak dagang. Salah satunya adalah importir El Fahd Co yang berencana melakukan pembelian produk kertas senilai US$ 10 juta.
Pada TEI 2017 lalu, perusahaan ini membukukan kontrak impor produk kertas Indonesia ke Mesir senilai US$ 7 juta.
“Sekali lagi, banyaknya kontrak dagang ini menunjukkan komoditas kita semakin diminati pasar Mesir,” ujarnya.
Dubes Helmy menjelaskan, guna terus meningkatkan volume ekspor Indonesia, KBRI Cairo akan semakin memperbanyak kegiatan misi-misi perdagangan di Mesir. Terlebih, neraca perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Januari- Juni 2018 sudah menunjukkan surplus untuk Indonesia sebesar USD 518 juta.
Untuk itu, lanjut dia, KBRI Cairo juga akan berpartisipasi dalam sejumlah pameran perdagangan di Mesir. Salah satunya adalah pameran perdagangan pertama antar negara'negara Afrika (Intra African Trade Fair) yang akan digelar di Cairo pada 11-17 Desember 2018 mendatang.
Dalam pameran ini, rencananya KBRI Cairo akan membuat Paviliun Indonesia guna mengenalkan produk dan komoditas nusantara. Sejauh ini, sejumlah perusahaan dan BUMN sudah menunjukkan kesiapan berpartisipasi dalam IATF 2018.
Mereka antara lain: Pertamina, PTPN III (Persero), Perusahaan Perniagaan Indonesia, Kopi Kapal Api Global, PT INKA, PT Gajah Tunggal, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
“Kami berharap semakin banyak BUMN dan pengusaha Indonesia yang mau melakukan terobosan dan inovasi dalam melakukan penetrasi pasar Mesir dan Afrika. Dan KBRI Cairo sangat siap memfasilitasi,” kata Dubes Helmy.