Sudah menjadi rahasia umum kalau generasi milenial sering dicap sebagai pribadi yang manja, boros, narsis dan gila gadget.
Namun, ungkapan tersebut dipatahkan oleh CEO KitaBisa.com, Muhammad Alfatih Timur.
Lelaki yang akrab disapa Timmy ini berhasil menggagas perubahan melalui platform online KitaBisa.com yang ia garap sejak 2012 lalu. Platform ini berfokus untuk membantu masalah sosial melalui sistem crowdfunding (patungan) dan kolaborasi publik.
Timmy terinspirasi dengan ungkapan Bung Hatta, yang mengatakan bahwa fondasi Indonesia adalah gotong royong. Ia melihat hal tersebut ada pada platform buatannya.
Kitabisa.com pun menjadi bukti nyata bahwa masih banyak orang-orang baik yang saling bersatu untuk memberikan bantuan pada yang membutuhkan.
“Masih banyak masyarakat Indonesia yang peduli dan empati terhadap sesama. Hanya saja banyak diantara mereka yang tidak menemukan tempat yang tepat untuk menyalurkan bantuan. Walau tak saling kenal, tapi mereka nggak menutup diri untuk memberikan donasi lewat penggalangan dana yang ada disekitarnya,” ungkap Timmy.
Ternyata benar loh! Berdasarkan penelitian World Giving Index 2017, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kedermawanan yang tinggi. Itulah yang membuat semangat pria kelahiran 1991 ini semakin membara untuk terus mengembangkan website dan aplikasi urunan dana, Kitabisa.com.
Berdirinya Kitabisa.com
Mulanya, ide mulia Timmy ini beranjak setelah ia menyalurkan aspirasinya melalui demonstrasi bersama mahasiswa lainnya.
Hatinya tersentuh ketika ia bertemu dengan ibu-ibu yang memberikannya sekotak air mineral untuk ia dan teman-temannya. Ibu tersebut pun bilang ke Timmy kalau ia dan teman-temannya sedang memperjuangkan nasib ibu tersebut.
Tepat setelah demo berlangsung, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menyadari bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang mengalami berbagai ujian hidup tapi mereka tak mampu untuk menyuarakan harapannya.
Lulus dari kuliah, lelaki asal Bukittinggi itu memiliki semangat dan harapan agar bisa melakukan sesuatu untuk membantu sesama melalui Kitabisa.com. Bermodal ilmu tentang dunia wirausaha sosial dan inovasi sosial yang ia pelajari, Timmy mendirikan Kitabisa.com pada 26 Desember 2012 lalu.
Usahanya nggak semulus yang ia harapkan. Dalam dua tahun pertama, websitenya belum maksimal dimanfaatkan publik bahkan tak ada pertumbuhan yang dirasakan. Namun, menurut Timmy nggak ada alasan untuk menyerah selama hal yang ia lakukan bernilai positif.
Perlahan namun pasti, ‘kotak amal’ digital besutannya mulai berkembang dan dipercaya masyarakat. Di tahun ketiga pendiriannya, Kitabisa.com berhasil mengumpulkan donasi sekitar Rp 30 Miliar dari lebih 60ribu pemberi dana.
Dana tersebut digunakan untuk membantu masalah sosial seperti pembangunan 5 perpustakaan di NTT, bantuan korban bom, parsel untuk penderita kusta hingga didanainya biaya bayi yang mengalami kesulitan bernapas.
Pencapaiannya nggak berhenti sampai disitu, setahun setelahnya Timmy pun berhasil merangkul investor untuk mematangkan bisnisnya.
Patungan lebih asyik!
Hingga kini, lebih dari satu juta orang baik telah bergabung di platform fundraising miliknya dengan total donasi yang sudah tersalurkan mencapai lebih dari Rp 434 Miliar.
Bantuan itu nggak cuma berfokus pada isu medis saja, tapi Kitabisa.com juga menyalurkan dana pada pembangunan rumah ibadah, hewan terlantar, beasiswa dan bentuk-bentuk masalah sosial lainnya.
Timmy berharap, Kitabisa.com dapat menjadi sebuah wadah untuk menampung ide masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan sosial.
Menurutnya, keberhasilan yang ia peroleh bukan berkaca dari besarnya donasi yang didapat, tapi kepuasan hati bisa melaksanakan proyek sosial yang direncanakan dan dapat memberi dampak positif bagi masyarakat yang terbantu.
Berkat inovasi dan tujuannya yang mulia, namanya masuk dalam daftar Forbes Asia sebagai satu dari 30 anak muda berpengaruh yang menjadi social entrepreneur handal. Hebat, empat jempol untuk Timmy!