Kunjungan diawali di Pantai Serangan, yang menjadi tempat terdamparnya limbah plastik, untuk memperlihatkan jejak asal sampah.
Para partisipan kemudian mengunjungi SMP Wisata Sanur Bali, sebuah sekolah yang memprakarsai program inspirasi generasi muda menjadi pemimpin yang sadar lingkungan.
Kunjungan diakhiri di Bali PET Recycling Center untuk memberi pemahaman mendalam tentang aspek teknis dari proses daur ulang, yang telah dipelopori oleh Danone-AQUA di tahun 1993.
"Untuk bisa menangani permasalahan ini dalam skala yang lebih besar, perlu adanya kesamaan perspektif dari pemangku kepentingan yang terkait, terutama dalam memahami permasalahannya dan usaha menemukan solusi yang potensial," kata Corine.
Baca: Rahasia Tersembunyi di Balik Kalung Hijau Milik Meghan Markle
Menurutnya, bergerak menuju bottle-to-bottle closed loop economy sangat memungkinkan, sebagaimana dibuktikan oleh individu dan berbagai organisasi di Bali ini.
"Namun, untuk memberi dampak yang lebih besar dibutuhkan keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan - dari skala kecil ke besar, dari sektor pemerintahan ke swasta, dan dari tingkat organisasi ke individu," tandasnya.
Danone-AQUA, menyadari adanya isu ini dan sekarang menggalang dukungan untuk bisa mempercepat pencapaian target inovasi kemasan yang menggunakan materi yang 100 persen dapat digunakan kembali, didaur ulang atau mudah terurai pada tahun 2025.
"Kami sudah dalam perjalanan meraih target kami untuk mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang dipakai oleh Danone-AQUA di Indonesia pada tahun 2025. Kami sudah melakukannya di Bali. Tapi kami sadar perlu melakukan lebih," kata Corine.