TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah kembali mengalami penguatan terhadap dollar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (7/11).
Mengutip Bloomberg pukul 10.20 WIB, rupiah menguat 0,25% ke level Rp 14.768 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, ketidakpastian pemilu paruh waktu atau midterm election di AS membuat posisi dollar AS tertekan.
Ditambah lagi, secara tidak langsung rupiah diuntungkan oleh meredanya isu Brexit setelah Inggris dan Uni Eropa kian mendekati kesepakatan soal detail perjanjian tersebut.
Misalnya, diperbolehkannya institusi keuangan Inggris melakukan kegiatan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya.
“Kekhawatiran konflik global sudah mulai berkurang,” kata Faisyal.
Dari dalam negeri, belum ada sentimen positif lagi selain data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III yang dirilis pada Senin (5/11) lalu.
Kendati demikian, penguatan rupiah belum tentu berlanjut jika hasil pemilu paruh waktu AS ternyata dimenangkan oleh partai Republik.
Sebab, untuk saat ini partai tersebut tengah memimpin perolehan suara melalui metode quickqount, padahal sebelumnya partai Demokrat lebih diunggulkan untuk memenangi pemilu.
“Para pelaku pasar tentu menanti hasil pemilu paruh waktu AS karena akan menentukan arah kebijakan ekonomi dan politik AS ke depan,” imbuhnya.
Menurut Faisyal, rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 14.700—RP 14.850 per dollar AS pada penutupan nanti.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Ini pendorong rupiah kokoh ke Rp 14.768 per dollar AS