TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merespon keinginan pelaku industri perkeretaapian Malaysia, Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE) sebagai agensi promosi perdagangan Malaysia mengorganisir kunjungan delegasi dari 16 perusahaan perkeretaapian Malaysia ke Indonesia.
Delegasi ini terdiri dari Amantronic Sdn Bhd, AZTI Engineering (M) Sdn Bhd, Bina Rezeki Sdn Bhd, Cargomind Sdn Bhd, D'Amante (M) Sdn Bhd, Dhaya Maju Infrastructure, Emrail Sdn Bhd, Hubner Malaysia Sdn Bhd, Landas Efektid Sdn Bhd, LCE Resources Sdn Bhd dan Mr. Haniff Ghazali sebagai perwakilan MARIC (Malaysian Rail Industry Corporation).
“Pemerintah Indonesia terus – menerus membangun infrastruktur. Kami ingin berpartisipasi dengan berbagi pengetahuan dan keahlian kami untuk mengembangkan nnegara tetangga kami,' kata Har Man, trade commisioner Kantor Dagang (MATRADE) Kedutaan Besar Malaysia.
Program ini akan berjalan dari tanggal 13 – 16 November 2018 mendatang.
MATRADE bersama Kedutaan Besar Malaysia mengatur pertemuan antara delegasi Malaysia dengan KADIN sebagai pembuka.
Baca: Check in e-Boarding Pass Kereta Api Pakai Aplikasi KAI Access, Lebih Praktis dan Tak Perlu Antre
Malaysia memiliki sistem perkeretaapian yang baik, terutama bila kita lihat Kuala Lumpur dengan Jakarta, selain itu kedua negara memiliki banyak kesamaan.
Bila dilihat dari aspek geografis, lingkungan, dan sosio – kultural, keduanya mirip.
Pengalaman membangun, mengoperasikan dan memelihara sistem perkeretaapian yang canggih di Malaysia akan sangat bernilai bagi Indonesia.
“MARIC ingin menekankan bahwa produk perkeretaapian Malaysia selalu siap dan dapat melengkapi kebutuhan industri perkeretaapian Indonesia”, kata Haniff Ghazali, Sekretaris MARIC (Malaysian Rail Industry Corporation).
Delegasi Malaysia akan bertemu dengan Kementerian Transportasi Indonesia pda tanggal 14 November untuk mendapatkan pandangan mengenai kebijakan transportasi di Indonesia dan akan ada kerjasama dengan PT Jakarta Propertindo (JAKPRO).
Akan ada diskusi mengenai kemungkinan kerjasama antara JAKPRO, perusahaan daerah milik Pemprov DKI Jakarta dengan perusahaan Malaysia.
Beberapa perusahaan Malaysia seperti Emrail, dan MintConsuly sudah menjajaki kemungkinan kerjasama dengan perusahaan konstruksi di Indonesia,yaitu Wika dan ADHI.
“MARIC siap menawarkan produk Malaysia untuk diujicoba di jalur – jalur kereta api yang sudah ada di Indonesia. Produk tersebut termasuk kategori segmen prediksi dan pencegahan yang dapat menambah umur operasional rel sekaligus menghemat biaya perawatan," kata Haniff.
Program ini berakhir pada 16 November dengan diskusi yang diorganisir secara mandiri oleh para delegasi maupun pihak Indonesia.
“MATRADE memiliki peran vital untuk membuka akses pasar dan memformulasi strategi untuk bisnis lintas batas negara seperti ini," ucapnya.