TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia hari ini mulai mengimplementasikan penyelesaian transaksi bursa dari sebelumnya tiga hari (T+3) menjadi dua hari saja (T+2).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi, saat acara pembukaan perdagangan bursa sekaligus peluncuran transaksi T+2 menyampaikan, tujuan settlement transaksi yang lebih cepat akan meningkatkan likuiditas pasar. Selain itu juga mengurangi risiko pasar secara keseluruhan.
“Penerapan transaksi T+2 juga mengurangi risiko sistemik di pasar modal dan menjadikan pasar modal menjadi wajar, teratur, efisien, berdaya saing, dan memiliki kredibilitas,” kata Inarno, Senin (26/11/2018) di Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta.
Penyelesaian transaksi T+2 merupakan penyelesaian penyerahan efek oleh pihak penjual dan penyerahan dana oleh pihak pembeli, di mana dilakukan pada hari bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi bursa.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengemukakan, Indonesia menjadi negara kedua di Asean setelah Thailand yang menerapkan penyelesaian transaksi T+2.
Menurut Wimboh, dengan siklus penyelesaian transaksi bursa yang lebih cepat akan makin meningkatkan likuiditas pasar. “T+2 bisa mempercepat aktivitas ekonomi dan likuiditas pasar lebih tinggi,” ungkap Wimboh, Minggu (25/11/2018).
Penerapan transaksi T+2 telah dipraktikkan di berbagai bursa saham global karena lebih efisien.
Sementara itu, Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan, kepada Tribunnews.com pekan lalu mengatakan, penerapan transaksi T+2 akan akan membuat transaksi semakin likuid dan bisa meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa.
20 Latihan Soal Matematika Kelas 5 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka & Kunci Jawaban, Keliling Bangun Datar
Download Modul Ajar Serta RPP Seni Rupa Kelas 1 dan 2 Kurikulum Merdeka Lengkap Link Download Materi
“Goal-nya transaksi makin meningkat karena pasar selama ini semakin nyaman ketika dananya lebih cepat ke rekening, makin cepat transaksinya semakin bagus,” tuturnya.