News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jadi Alternatif Penyeberangan Merak-Bakauheni, Dermaga Margagiri-Ketapang Dikaji Ulang

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan dermaga alternatif di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni, yaitu dermaga Margagiri-Ketapang.

Dermaga ini rencananya akan dibangun guna mengantisipasi lonjakan penumpang dan angkutan kendaraan saat Tol Trans Sumatera Lampung-Palembang Resmi Beroperasi.

"Kita antisipasi jauh hari sebelum jalan tol dibangun, kita akan bangun dermaga batu di dua lokasi di Margagiri dan Ketapang sebagai alternatif Merak-Bakauheni," kata Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam diskusi bersama Forum Wartawan Perhubungan di atas kapal KM Portlink Bakauheni-Merak, Senin (26/11/2018).

Budi menjelaskan, studi kelayakan atau feasible study (FS) terhadap dermaga Ketapang-Margagiri sudah pernah dilakukan pada 2014, namun sampai ini pembangunannya belum dilaksanakan.

Baca: Kemenhub Sediakan Kapal 5000 GT untuk Rute Merak-Bakauheni

Budi melanjutkan, Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai pihak pemberi pembiayaan dermaga tersebut belum mengeluarkan hasil kajian dan studi kelayakan.

"Ini sudah sempat feasibility study, tapi sempat mandek. Akhirnya kami ketemu ADB nanti akan direview lagi, saya masih nunggu hasil FS-nya apa ekonomis atau tidak," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Budi mengaku belum bisa menyusun anggaran untuk pembangunan dermaga Ketapang-Margagiri.

"Sampai sekarang belum diberikan ke kami itu FS-nya dan karena masih belum pasti, saya belum berani menyiapkan anggaran buat pembebasan lahan di kedua tempat tersebut," kata dia.

Sementara itu, pemerintah menyiapkan kapal-kapal berukuran 5000 GT untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang dan angkutan kendaraan.

"Kita tunggu FS-nya saja. Untuk sekarang marena dengan kapal ada 70 menurut saya masih memungkinkan (untuk angkut penumpang dan kendaraan)," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini