Laporan Reporter Kontan, Lidya Yuniartha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyebut tahun 2018 merupakan masa uji coba. Pasalnya, tahun ini Indonesia mengalami tekanan ekonomi yang berat.
Hal tersebut bisa dilihat dari harga minyak yang meningkat, defisit transaksi berjalan yang semakin melebar, pelemahan nilai tukar rupiah yang dalam hingga Bank Indonesia yang sudah menaikkan suku bunga enam kali sepanjang 2018.
Meski tahun ini Indonesia menghadapi tantangan yang berat, tetapi Thomas pun optimistis Indonesia bisa ‘lulus’ dengan posisi yang lebih kuat. Dia yakin, ekonomi Indonesia di tahun depan akan lebih baik, meski di tahun mendatang, tantangan ekonomi yang akan dihadapi diperkirakan masih akan sama beratnya seperti tahun ini.
Baca: Per September Total Utang BUMN Rp 5.271 Triliun, Total Aset Rp 7.718 Triliun
“Saya optimistis tahun depan akan lebih baik karena tekanan yang kita alami tahun ini mengembalikan fokus kita untuk mereformasi ekonomi,” ujar Thomas, dalam Indonesia's Market Potential and Global Economic Growth 2019, Rabu (5/12/2018).
Thomas menilai Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang bisa tetap kuat menghadapi berbagai gejolak yang ada. Bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan tingkat depresiasi rupiah yang tergolong lebih rendah dibandingkan negara berkembang lainnya.
Baca: Fadli Zon: 31 Pekerja Istaka Karya Dibantai Pemberontak OPM Bukti Pemerintah Gagal Jamin Keamanan
Thomas berpendapat, usai pegelaran pesta pemilu April mendatang, pemerintah sudah bisa fokus dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang bisa menyetir kondisi ekonomi lebih baik.
Thomas menyebutkan, investasi di tahun depan masih akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan, sektor yang menjadi sasaran investasi adalah sektor smelter, e-commerce dan sektor pariwisata.