TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski gelombang tsunami menyapu wilayah Tanjung Lesung dan sekitarnya, namun tak memengaruhi proyek Jalan Tol Serang-Panimbang yang kini tengah dikerjakan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, tsunami Pantai Anyer yang melanda wilayah tersebut pada 22 Desember lalu tidak mengganggu pembangunan sepanjang 83,6 kilometer itu.
"Tidak (terganggu), karena jauh dari lokasi (tsunami)," ujar Herry Trisaputra Zuna kepada Kompas.com, Selasa (25/12/2018).
Saat ini, pekerjaan konstruksi dan pembebasan tanah masih terus dilakukan.
Herry Trisaputra Zuna mengklaim, proses pembebasan tanah untuk Seksi 1 dan 2 Serang-Bojong kini telah mencapai 75 persen. "Konstruksinya 11 persen," ujarnya.
Sementara, untuk Seksi 3 Bojong-Panimbang, Herry tak merinci baik itu progres pembebasan lahan maupun pekerjaan konstruksinya.
Baca: BPJT Stop Proyek Tol Jakarta-Cikampek Selama Musim Liburan Natal
Pekerjaan tol dengan investasi sekitar Rp 5,33 triliun ini dilaksanakan dengan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Pada pertengahan November 2017, PT Wika Serang Panimbang (WSP), selaku kontraktor dan pengelola, telah mendapat pinjaman kredit sindikasi dari Bank Mandiri dan Bank BNI sebesar Rp 894 miliar untuk memulai pekerjaan.
Proyek tol ini termasuk ke dalam salah satu proyek strategis nasional yang kelak diharapkan dapat memudahkan arus perjalanan menuju Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Sejak dimulai pembangunannya pada akhir Desember 2017, PT WSP sendiri menargetkan agar jalan tol ini dapat beroperasi secara bertahap pada 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Proyek Tol Serang-Panimbang Aman dari Tsunami",