News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komitmen dalam Pengelolaan Sosial dan Lingkungan, Pertamina EP Sabet Empat PROPER Emas

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komitmen peningkatan produksi PT Pertamina EP melalui BBS-ABG Development Project terus diupayakan, salah satunya melalui tajak sumur ABG-B1 yang berada di Desa Jatimunggul Kecamatan Trisi Kabupaten Indramayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina EP memperlihatkan komitmen dan pelaksanaan yang tinggi terhadap tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL). Hal itu dibuktikan lewat diraihnya empat PROPER Emas Tahun 2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kementerian KLHK bersama Dewan Pertimbangan Proper menilai unit bisnis Pertamina EP memiliki kinerja bagus dalam pelaksanaan TJSL. Adapun keempat unit bisnis Pertamina EP itu adalah Pertamina EP Asset 1 Rantau Field di Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam; Pertamina EP Asset 3 Tambun Field di Bekasi, dan Subang Field di Subang-Karawang, Jawa Barat; dan Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field di Tarakan, Kalimantan Utara.

Predikat emas untuk Rantau Field diterima langsung oleh Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H Samsu.

Hadir dalam malam penganugerahan Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, Direktur Operasi dan Produksi Chalid Said Salim, Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Achmad Alfian Husein, serta Direktur Keuangan dan Pendukung Bisnis Fadjar Harianto Widodo.

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur PT Pertamina EP, bersyukur atas pencapaian empat PROPER Emas yang diraih oleh perusahaan. Menurut dia, perolehan PROPER Emas tahun ini adalah hasil kerja keras dalam program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan di seluruh unit usaha Pertamina EP di Tanah Air sebagai bentuk tanggungjawab sosial dan implementasi dari komitmen perencanaan pengelolaan lingkungan hidup.

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur (fasilitas sosial/fasilitas umum).

"Keberhasilan memperoleh empat PROPER Emas tahun ini menjadi tantangan bagi seluruh insan Pertamina EP untuk terus mengimplementasikan nilai-nilai ketaatan dalam bisnis, penggunaan sumber daya alam yang efisien, dan mengurangi kesenjangan kesejahteraan dengan program pemberdayaan masyarakat harus terus ditingkatkan," ujar Nanang di sela penghargaan PROPER Emas di Jakarta, Kamis (27/12) malam.

Baca: Menperin: Pacu Kinerja Industri Perlu Harmonisasi Regulasi

PROPER merupakan program penilaian dari pemerintah kepada perusahaan tentang kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER-LH).

Program PROPER adalah salah satu program unggulan KLHK yang dikembangkan sejak 2002 dengan tujuan mendorong tingkat ketaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan mendorong inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi.

Tahun lalu, Pertamina EP meraih dua PROPER Emas melalui Rantau Field dan Tarakan Field. Bagi Rantau Field, raihan PROPER Emas tahun ini merupakan keempat kalinya secara berturut turut, sedangkan Tarakan Field yang kedua.

Keberhasilan Rantau Field mempertahankan PROPER Emas untuk keempat kalinya itu karena unit usaha Pertamina EP tersebut menerapkan berbagai program TJSL yang dicanangkan secara konsisten.

Hal itu ditunjukkan lewat pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan perekonomian warga sekitar wilayah operasi Rantau Field, antara lain pembinaan budidaya ikan lele, anyaman tepas, budidaya rumput laut, dan budidaya tanaman hidroponik. Dalam bidang pendidikan, Rantau Field juga mengembangkan Sikula Anak Nanggroe di Desa Tampur Paloh.

Bekerja sama dengan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (YSCI) dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, Rantau Field juga mengimplementasikan tanggungjawab dalam lingkungan dengan melakukan konservasi tuntong laut (Batagur borneonensis).

Adapun program TJSL Tarakan Field yang cukup dikenal adalah Sekolah Tapal Batas Sebatik Tengah, Kalimantan Utara. Sekolah ini didirikan oleh Ibu Zuraidah dan fokus pada pemberantaan buta aksara, pemberian pendidikan bagi anak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di wilayah perbatasan Malaysia, dan pendidikan pemberdayaan usaha mandiri bagi masyarakat Sebatik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini