Laporan Reporter Kontan, Grace Olivia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah mengalami kenaikan sepanjang November 2018. Bank Indonesia (BI) mencatat ULN pemerintah mencapai US$ 180,5 miliar atau naik 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laju pertumbuhan ULN pemerintah tersebut juga tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 3,3% yoy.
Dalam publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis BI, Selasa (15/1), posisi ULN pemerintah tersebut meningkat US$ 5,1 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir bulan sebelumnya.
"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik selama November 2018," sebut BI.
Meninjau statistik ULN pemerintah berdasarkan jenis utang, posisi pinjaman pemerintah memang justru mengalami penurunan. Pinjaman LN pemerintah per akhir November tercatat sebesar US$ 54,24 miliar atau turun US$ 2,11 miliar dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya.
Baca: Bank-bank Pemerintah Mulai Menjerit karena Likuiditas Ketat Akibat Perang Suku Bunga Deposito
Pinjaman terdiri dari pinjaman bilateral, komersial, multilateral, dan pemasok yang rata-rata mengalami penurunan.
Sementara, ULN pemerintah dari instrumen surat utang menanjak US$ 5,22 miliar menjadi US$ 126,22 miliar. Kenaikan utang didorong oleh bertambahnya nilai pada SBN Domestik sebesar US$ 6,05 miliar dibandingkan bulan lalu, menjadi US$ 62,81 miliar.
Sementara, nilai utang melalui SBN Internasional justru turun US$ 829 juta menjadi US$ 63,41 per akhir November lalu.
Baca: 9 Jam Diperiksa, Isi 'Chatting' Vanessa Angel Disebut Polisi Tak Sesuai Etika: Banyak Sekali
Adapun, pembayaran ULN pemerintah per November 2018 tercatat sebesar US$ 1,73 miliar. Terdiri dari pembayaran ULN pokok senilai US$ 1,48 miliar dan pembayaran bunga sebesar US$ 258 juta.
Pembayaran ULN pemerintah paling besar terdapat pada SBN Internasional yakni US$ 1,01 miliar. Terdiri dari pembayaran pokok SBN Internasional sebesar US$ 880 juta dan pembayaran bunga sebesar US$ 132 juta.