Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto membantah pernyataan capres petahana Jokowi yang dalam salah satu pernyatannya menyebutkan pihaknya tidak mengerti ekonomi makro.
Prabowo mengatakan dirinya bisa membaca angka-angka indikator makro ekonomi.
"Ada yang mengatakan Prabowo tidak mengerti ekonomi makro. prabowo tidak bisa baca angka dan angka-angkanya semua tidak baik untuk bangsa kita sekarang. Angka-angkanya menunjukkan apa yang saya sampaikan. dan saya menulis dalam buku dan sudah beredar," kata Prabowo di alam acara HUT FSPMI di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu, (6/2/2019).
Prabowo mengatakan arah pembangunan Indonesia saat ini keliru. Kekeliruan tersebut disebabkan karena para elit yang tidak bisa mengelola. Menurut Mantan Danjen Kopassus itu banyak kekayaan Indonesia yang lari ke luar negeri.
"inti masalah bangsa indonesia dari sejak zaman penjajahan adalah kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Kekayaan Indonesia dibawa lari ke luar negeri. itu sudah saya sampaikan dan itu pernah disampaikan oleh Bung Karno," katanya.
Prabowo menegaskan, selama para elit membiarkan kekayaan negara lari ke luar negeri maka tidak akan ada perbaikan dalam maalah ekonomi.
Upah buruh tidak akan memenuhi standar dan lapangan kerja tidak akan pernah cukup.
"Saya katakan di sini tidak mungkin kalau sistem seperti sekarang diteruskan. Kalau elite-elite sekarang ini terus berkuasa tidak mungkin ada perbaikan bagi Bangsa Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menilai capres Prabowo Subianto tidak paham ekonomi makro, hingga akhirnya menyebut Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang.
"Kalau ada kita yang menyampaikan itu (sebut Sri Mulyani mentri pencetak utang), ya mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro," ujar Jokowi di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).
Menurut Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani merupakan putri kebanggaan Indonesia, karena telah meraih prestasi sebagai menteri terbaik di kawasan Asia Pasific.
"Juga menteri terbaik di dunia. Semuanya orang menghargai kok, semua orang hormat kepada bu Sri Mulyani," kata Jokowi.
Baca: Kemahalan, Pengusaha Logistik Minta Pemerintah Turunkan Tarif Tol Trans Jawa
Diketahui, Sri Mulyani pada awal tahun ini dianugerasi gelar Finance Minister of the Year 2019 Global and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker yang dimiliki oleh Financial Times.
Pada 2018, mantan Direktur Bank Dunia itu juga dinobatkan majalah Global Markets sebagai menteri keuangan terbaik tahun 2018 dan penghargaan Menteri Terbaik di Dunia di World Goverment Summit di Dubai, Uni Arab Emirates di tahun yang sama.
Baca: Masuki Tahap Penyelidikan, KPPU Lanjutkan Pengusutan Dugaan Kartel Tarif Penerbangan
Sebumnya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto melontarkan kritik pedas soal utang pemerintah yang dinilainya sudah tak wajar.
Prabowo mengatakan, kondisi perekonomian RI sudah carut-marut seiring dengan bertambahnya utang pemerintah.
Prabowo juga menyebut pemimpin di Kementerian Keuangan disebut Menteri Pencetak Uang saja. "Menurut saya, jangan disebut lagi Menteri Keuangan tapi mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang bayar orang lain" ucap Prabowo dalam dekrlasi dukungan Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (APTSI) di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2019).