TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - PT Bank Central Asia Tbk tengah menggodok kerja sama dengan penyedia jasa pembayaran digital atau e-wallet asal China, Alipay dan WeChat Pay.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kerja sama tersebut memudahkan turis dari China yang berkunjung ke Indonesia untuk belanja di sejumlah merchant.
Dengan catatan, merchant tertentu yang menjadi mitra BCA. "Mereka bisa belanja dengan Alipay atau Wechatpay, dipotong dananya, masuk ke BCA. Nanti kita kasih dananya ke merchant," ujar Jahja di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (23/2/2019).
Dengan kerja sama tersebut, kata Jahja, BCA akan melakukukan bagi hasil dengan e-wallet asal China tersebut.
Kesepakatan itu yang masih dibahas antara kedua pihak. Menurut Jahja, dengan mengekspansi akses pembayaran digital, justru akan menguntungkan perbankan.
Dengan transaksi tunai, maka bank harus menyiapkan uang banyak untuk ditarik nasabah. Pembayaran nontunai akan membantu bank lebih efisien dari segi penyimpanan uang tunai.
Baca: Gelar BCA Expoversary, Bank BCA Bidik Penyaluran KPR Rp 1,8 Triliun
"Bagi kita cash itu duit mati. Maka kita mendorong cash beralih ke wallet," kata Jahja.
Bank Indonesia (BI) sebelumnya mendorong bank nasional untuk bekerja sama dengan WeChat dan AliPay. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi para wisatawan mancanegara (wisman) dalam bertransaksi.
Ini khususnya bagi wisman asal China yang menjadi penyumbang terbanyak kedatangan wisman ke Indonesia. Sebab, sebelumnya, transaksi melalui WeChat dan AliPay oleh turis asal China sudah marak di Bali.
Namun, karena transaksi yang dilakukan dilakukan dengan sistem pembayaran asing yang belum dilegalisir oleh pemerintah, devisa yang seharusnya disumbangkan oleh turis China tersebut jadi tidak masuk ke dalam negeri.